JAKARTA, RAKYATSULBAR.COM — Sampai dengan hari ini Selasa 21 Januari, Kementerian Agama (Kemenag) belum mengumumkan jadwal pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) 2025.
Kemenag masih menunggu terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) sebagai landasan dimulainya masa pelunasan. Selain itu, tahun ini Kemenag masih mempertahankan kuota prioritas untuk jamaah haji lansia seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kemenag sudah membagi secara rinci kuota prioritas lansia tersebut berdasarkan provinsi. Pembagian itu tertuang dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 1196/Tahun 2024 tentang Kuota Haji Reguler Tahun 1446 H/2025 M yang disahkan pada pertengahan November 2024 lalu.
Di dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa total kuota haji Indonesia tahun ini sebanyak 221 ribu orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 203.320 adalah haji reguler. Dengan rincian jamaah tahun berjalan atau kuota normal sebesar 190.897 orang.
Kemudian kuota prioritas lansia atau lanjut usia sebanyak 10.166 orang. Lalu ada kuota untuk petugas atau pembimbing dari KBIHU sebanyak 685 orang, dan terakhir untuk petugas haji daerah sejumlah 1.572 orang.
Khusus untuk kuota haji prioritas lansia, Provinsi Jawa Barat mendapatkan kuota terbesar yaitu 1.935 orang. Disusul Jawa Timur dengan 1.758 orang dan Jawa Tengah dengan jumlah 1.591 orang.
Seperti diketahui pelaksanaan haji 2025 semakin dekat. Pemerintah sudah menetapkan rerata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 sebesar Rp 89,4 jutaan per jamaah.
Dari jumlah tersebut, yang menjadi tanggungan jamaah atau Bipih adalah Rp 55,4 jutaan per orang. Sisanya sebesar Rp 33,97 jutaan per jamaah ditanggung oleh hasil investasi dana haji oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Biaya haji tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Seperti diketahui rerata BPIH 2024 ditetapkan Rp 93,4 jutaan per jamaah.
Dari jumlah tersebut, yang menjadi tanggungan jamaah adalah Rp 56 jutaan per orang. Sedangkan dari nilai manfaat investasi dana haji Rp 37,3 jutaan.
Menag Nasaruddin Umar menegaskan penurunan biaya haji itu tidak akan mengurangi kualitas pelayanan. Dia ingin jemaah tersenyum dari awal sampai akhir.
’’Tersenyum di awal karena biaya haji turun. Tersenyum di tengah karena pelayanan saat haji baik. Dan tersenyum di akhir karena hajinya mabrur,’’ tuturnya.
Nasaruddin mengatakan, saat ini Kemenag masih berupaya melobi pemerintah Arab Saudi supada dapat tambahan kuota untuk petugas haji.
Saat ini Saudi menetapkan kuota petugas haji Indonesia hanya 2.210 orang atau satu persen dari total kuota. Indonesia berharap kuota petugas haji di angka 4.420 orang atau dua persen dari total kuota jamaah haji. (JP)