H.M. Alwi Hamu: Legasimu Abadi

  • Bagikan
H.M.Alwi Hamu

MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM — Innalillahiwainnailaihirojiun. Keluarga besar Fajar Group diselimuti rasa duka yang mendalam. Founding Fathers sekaligus Chairman Fajar Group, H. Muhammad Alwi Hamu telah tutup usia. Jenazah pria yang dikenal sebagai tokoh pers Nasional itu kini telah terbaring tenang.

Sisa hujan yang mengguyur Kota Makassar turut mengiringi kepergian Alwi Hamu bersama lantunan doa-doa dari orang-orang yang mencintai dan mengasihinya. Selamat jalan, ayahanda tercinta!

Alwi Hamu dikebumikan di Pekuburan Keluarga H.M. Jusuf Kalla, Jalan Ir Sutami, Pattene, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Minggu (19/1/2025).

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan pendiri Bosowa Group, Aksa Mahmud turut mengantar jenazah sahabatnya itu ke liang lahat.

Selain kedua tokoh besar asal Sulsel itu, hadir juga ratusan pelayat, mulai dari keluarga besar, kolega, hingga tokoh masyarakat di lokasi pemakaman. salah satunya mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin (IAS).

Isak tangis terdengar saat jenazah Alwi Hamu dimasukkan ke liang lahat. Setelah selesai proses, dai asal Makassar Ustaz Das’ad Latif dipercayakan untuk memimpin doa.

Sebelumnya, jenazah almarhum disalatkan di Masjid Al Markaz Al Islami, yang juga dihadiri oleh banyak tokoh penting, termasuk pejabat daerah, rekan bisnis, dan insan pers.

Setelah itu, jenazah diarak ke Gedung Fajar Graha Pena, tempat yang dirintis oleh almarhum, untuk penghormatan terakhir sebelum akhirnya dimakamkan di pekuburan keluarga.

Jusuf Kalla saat melepas jenazah menyebut bahwa Alwi Hamu merupakan sosok yang penuh integritas dan visioner, terutama dalam dunia media dan bisnis.

“Beliau adalah sosok yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam membangun bangsa, khususnya di Sulawesi Selatan,” ujar JK.

Suara JK terdengar berat, penuh emosional. Dia mengatakan, Alwi Hamu dikenal sebagai tokoh pers yang tak kenal lelah dalam membangun media di Indonesia Timur.

“Banyak amal jariah yang diberikan oleh almarhum kepada kita semua,” imbuh JK.

JK mengatakan, bersama Aksa Mahmud dan Alwi Hamu, merupakan tiga ikatan sahabat yang tidak bisa dan tak terpisahkan. “Saya bersahabat lebih 60 tahun. Kami selalu bertiga. Sebagai mahasiswa dalam kegiatan kemahasiswaan tahun-66 beliau sangat aktif,” kenang JK.

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu mengatakan, Alwi Hamu punya banyak sumbangsi kegiatan di lokal dan nasional. Juga andil di masjid Al-Markaz Al-Islami, begitu pun aktif di agenda nasional.

JK mengatakan, Alwi Hamu punya kontribusi membangun pilar demokrasi lewat media di seluruh Indonesia.
“Beliau berikan kontribusi bagi bangsa dan negara. Usaha dan kerja kerasnya mengalami kemajuan. Itulah almarhum Alwi Hamu,” tutur JK.

“Beliau adalah tokoh pers, pengusaha media, dan perguruan tinggi. Kita semua merasa kehilangan,” tambah Ketua Umum PMI itu.

Kepergian Alwi meninggalkan duka mendalam, terutama bagi keluarga besar Fajar Group dan masyarakat Sulawesi Selatan. Semasa hidupnya, HM Alwi Hamu juga dikenal sebagai sosok dermawan yang sering membantu masyarakat kecil. Tidak heran, kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi banyak pihak.

Pria kelahiran Parepare, Sulsel, 28 Juli 1944, ini diketahui bersahabat dengan Jusuf Kalla dan juga Aksa Mahmud sejak masih kuliah. Mereka adalah aktivis saat masih kuliah di Makassar dan kini sukses menjadi pengusaha ternama. Almarhum Alwi Hamu dengan Fajar Group, Jusuf Kalla dengan Kalla Group, dan Aksa Mahmud dengan Bosowa Corporindo.

Aksa Mahmud mengenang Alwi di masa-masa muda bersama sahabatnya tersebut. “Sejak remaja kami bersahabat. Saya dengan Pak Alwi tidak bisa dipisah,” ujar Aksa.

Aksa mengatakan, Alwi merupakan sosok idealis. Makanya, ia mendirikan perusahaan pers yang susah payah dibesarkannya. Alwi juga dikenal sosok pembawa damai.

“Kalau dilihat rekam jejak almarhum tak pernah berselisih dengan siapapun. Pak Alwi sosok entrepreneur, idealis, dan pemersatu,” kenang Aksa.

Founder Bosowa Group tersebut mengenang saat kuliah Aksa dan Alwi sama-sama menyelesaikan sarjana muda. Aksa mengatakan, sudah lama berkenalan dengan Alwi dan juga JK. Mereka akrab sejak sama-sama berstatus sebagai mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas).

Setelah selesai di Unhas, ketiganya membangun bisnis. Aksa mendirikan Bosowa Group, Alwi mendirikan Fajar Group, lalu JK melanjutkan usaha orang tuanya di Kalla Group. Namun kala itu, kenang Aksa, Alwi menentang Aksa. Menurut Alwi, tutur Aksa, gedung Graha Pena yang paling tinggi.

“Dengan pengalaman serta impian, kami sepakat membangun gedung paling tinggi di Makassar. Alwi melalui Fajar Grup membangun Graha Pena. Kemudian saya Menara Bosowa, dan JK Wisma Kalla,” jelas Aksa.

Kedekatan dan eratnya hubungan emosional antara Alwi Hamu, JK, dan Aksa Mahmud memang tak perlu diragukan lagi. Sejak menempuh pendidikan di bangku kuliah, mereka memang sudah begitu akrab, tak hanya mereka Alwi dan Aksa, Jusuf Kalla yang memimpin Kalla Group juga menjadi bagian tak terpisahkan darinya.

Aksa Mahmud menceritakan bahwa sosok Alwi Hamu memang begitu piawai dalam mencari informasi dan memberitakannya, saat mereka bertiga mendirikan Harian Fajar.

Oleh karena kepiawaiannya tersebut membuat sosok Alwi Hamu menjadi pemegang saham terbesar untuk Harian Fajar kala itu. “Pak Alwi itu banyak keahliannya dalam menulis, waktu kami bersepakat bertiga mendirikan surat kabar Harian Fajar, kita hanya bertiga, karena Alwi punya kemampuan dalam mencari berita, akhirnya Harian Fajar pak Alwi-lah yang mempunyai saham yang lebih besar, saya dengan pak JK hanya mensupport,” ucap Aksa.

Tak sampai disitu, Aksa pun menceritakan kenangan manisnya bersama dengan sahabatnya tersebut, bahwa pada tahun 1966 saat duduk di bangku kuliah, ketiganya pernah membuat kesepakatan untuk masing-masing membuat gedung tinggi suatu saat nanti. Ketiganya pun memegang teguh kesepakatan tersebut dan berkomitmen untuk mewujudkannya.

Pada akhirnya apa yang pernah direncanakan ternyata bukan sekadar isapan jempol semata, tiga orang sahabat tersebut sukses sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan berhasil membangun gedung tinggi di kota Makassar.

“Sejak tahun 1966 kita selalu bersama dan bersepakat bahwa masing-masing membangun gedung yang paling tinggi, kita lihat nanti siapa yang paling tinggi, setelah jadi gedung masing-masing, Pak Alwi itu selalu merasa paling tinggi, karena gedungnya yang Graha Pena itu, kan, ada menjorok ke atas penanya,” ujar Aksa Mahmud.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga melayat ke rumah duka. Amran menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya Alwi Hamu yang wafat pada Sabtu (18/1/2025), di Rumah Sakit Pondok Indah, Puri Indah, Jakarta Barat. Alwi Hamu meninggal dunia pada usia 80 tahun.

“Kami kehilangan sosok inspiratif, seorang tokoh pers yang telah memberikan kontribusi besar bagi dunia jurnalistik dan masyarakat Indonesia,” ujar Menteri Amran.

Dalam kesempatan tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan Fadjry Djufry turut mendampingi Mentan Amran. Hadir pula Agus Arifin Nu’mang, Wakil Gubernur Sulsel periode 2008–2018.

Amran menyampaikan doa agar almarhum diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. “Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran. Kami semua kehilangan figur yang berjasa besar untuk bangsa ini,” imbuh dia.

Duka mendalam juga dirasakan oleh pengusaha baja dari Cikarang, Budi Harta Winata yang mengenang sosok Alwi Hamu sebagai tokoh pers yang humble, memiliki karakter positif dan menyenangkan, baik di lingkungan pertemanan, pekerjaan, atau di lingkungan masyarakat secara umum.

“Saya sampaikan turut berduka cita. Sosok almarhum HM. Alwi Hamu, pribadi yang humble, selalu menjadi motivasi bagi anak rantau, terutama dari Sulawesi,” ujar Budi Harta Winata.

Menurut dia, almarhum adalah penggagas Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) sudah yang dilaksanakan setiap selesai perayaan puasa dan Idulfitri.

“Almarhum Alwi Hamu bagian dari perintis PSBB. Ajang Pertemuan Saudagar Bugis di Makassar yang digelar setiap selesai Lebaran Idul Fitri. Saudagar Bugis digagas almarhum bersama pak JK dan pak Aksa,” imbuh dia.
Sedangkan, Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto merasa sangat kehilangan atas tokoh wartawan indonesia khususnya di Sulawesi Selatan.

“Saya turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulangnya ke rahmatullah tokoh pers yang sekaligus pendiri Fajar Group. Alwi Hamu ini juga sudah saya anggap seperti orang tua sendiri. Saya sangat merasa kehilangan,” ucap Danny.

Danny berbelasungkawa sedalam-dalamnya dan mengenang almarhum sebagai seorang pekerja keras, loyal dan bertanggung jawab. Dedikasinya di dunia media juga dikatakan Danny sangat berpengaruh.

“Almarhum merupakan pribadi yang ulet, loyal, bertanggungjawab dan inovatif. Beliau mendirikan fajar grup dengan menanamkan kejujuran dan mengedepankan fakta dalam pemberitaan sehingga sampai saat ini Fajar Grup masih berkibar dan menjadi kiblat pemberitaan,” ungkap Danny.

Apalagi, dalam masa kepemimpinannya orang tua kita, Alwi Hamu ini sudah menjadikan Fajar Grup sebagai salah satu perusahaan media yang layak diperhitungkan.

“Semoga Pak Alwi Hamu mendapat tempat yang layak di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan agar bisa sabar dalam cobaan,” harap Danny.

Adapun, Wali Kota Makassar terpilih, Munafri Arifuddin berbelasungkawa dan menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas berpulangnya tokoh pengusaha senior HM. Alwi Hamu.

“Kita semua merasa kehilangan tokoh pengusaha, tokoh pers, juga sosok panutan bagi masyarakat Sulsel. Atas nama pribadi saya ucapkan turut belasungkawa,” ucap Appi.

Bupati Barru terpilih, Andi Ina Kartika Sari, menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya H.M. Alwi Hamu.

“Saya merasa kehilangan sosok yang sangat saya hormati. Almarhum bukan hanya seorang tokoh pers yang berpengaruh di Sulawesi Selatan, tetapi juga teman baik ayahanda saya. Beliau adalah panutan bagi banyak orang, termasuk saya,” ungkap Andi Ina.

Sebagai mantan Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ina mengakui kontribusi besar Alwi Hamu dalam membangun media massa di Sulawesi Selatan.

“Fajar Group yang dirintis beliau telah menjadi sumber informasi bagi masyarakat selama bertahun-tahun. Warisan beliau akan selalu kami kenang,” tambah dia.

Andi Ina juga mengagumi semangat juang dan dedikasi Alwi Hamu dalam dunia jurnalistik. “Banyak hal yang bisa kita pelajari dari beliau, terutama tentang integritas dan profesionalisme. Semoga almarhum husnul khotimah dan amal baiknya diterima di sisi Allah SWT,” imbuh Andi Ina. (Rakyatsulsel.co)

  • Bagikan