MAMUJU,RAKYATSULBAR.COM – Sekelompok anak pramuka memasuki lingkaran barisan sambil memegang obor dari potongan bambu dengan sumbu berbahan serabut kelapa diatasnya. Gemerlap bayang – bayang malam pun seketika menjadi terang. Percikan api kecil lambat laun semakin membesar memecah keheningan malam itu.
Mereka mengitari sekumpulan kayu, daun dan ranting kering yang membumbung ditengah-tengah lingkaran. Lahapan api seketika merambah disetiap sudut bahan kering mudah terbakar. Malam itu dikukuhkan sebagai puncak perayaan Pramuka Antara Kelas (Pralas) tahun 2025, Gudep Mamuju 01.67/01.68, pangkalan SMPN 1 Tapalang.
“Ada makna atau simbol yang dibawa pada api unggun ini,” ungkap Kepsek SMPN 1 Tapalang Pajriah ditengah – tengah kobaran api yang menyala, Jumat (10/1/25).
Malam pramuka kata Pajriah adalah malam api unggun yang menandakan puncak kegiatan perkemahan pramuka dan sebagai wujud dari penjiwaan Dasa Darma Pramuka. Kegiatan ini sebagai bagian yang akan menciptakan rasa persaudaraan yang tinggi.
“Pertama simbol fisik dan moral, menciptakan suasana yang menyenangkan, persaudaraan sesama anggota kelompok, dan kemandirian,” paparnya.
Api unggun tidak hanya menjadi persatuan dan mempererat persaudaraan tapi juga merupakan simbol kehidupan dan energi. Setiap insan pramuka akan memberikan hal yang menyenangkan diantara sesama baik individu maupun kelompok.
“Kekompakan dan meningkatkan kerjasama tim,” begitu kata Pajriah.
Ayub Kalapadang