RAKYATSULBAR.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang resmi diluncurkan pada Senin (6/1/2025), menarik perhatian publik bukan hanya karena menu yang disajikan, tetapi juga karena wadah makanan yang digunakan. Wadah berbahan stainless berbentuk persegi dengan beberapa sekat ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, bahkan disebut-sebut menyerupai kotak makan narapidana.
Menurut Prita Laura, Juru Bicara Komunikasi Kepresidenan, pemilihan wadah stainless ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk mengurangi sampah plastik, terutama di Jakarta. Wadah ini dirancang agar dapat digunakan berulang kali, mendukung prinsip keberlanjutan lingkungan.
“Kami sudah melalui proses uji coba juga. Semoga masyarakat bisa menerima ya dengan wadah yang sudah ada,” jelas Prita.
Meskipun wadah ini memiliki tujuan positif, banyak warganet yang menyamakan desainnya dengan kotak makan yang sering digunakan di rumah tahanan. Menanggapi hal ini, Prita mengatakan bahwa fokus pemerintah tetap pada pelaksanaan program makanan bergizi sesuai standar gizi yang ditetapkan, bukan pada bentuk wadahnya.
Program MBG menawarkan menu bergizi yang berbeda selama 30 hari untuk menghindari kebosanan. Menu ini disesuaikan dengan kebutuhan kalori anak-anak, yaitu antara 1.500 hingga 1.800 kalori.
Prita menegaskan bahwa menu bergantung pada ketersediaan bahan di setiap daerah. Contohnya, di Jakarta menggunakan daging ayam, sementara di daerah pelosok mungkin menggunakan ikan.
Menu SD dan SMP Sama
Saat uji coba, menu untuk siswa SD dan SMP berbeda. Namun, dalam pelaksanaan serentak, menu keduanya disamakan untuk memudahkan distribusi, meskipun kebutuhan kalori berbeda.
Pemerintah mengapresiasi masukan masyarakat, tetapi menekankan pentingnya fokus pada tujuan utama program, yaitu meningkatkan kecukupan gizi anak-anak Indonesia. “Kami tidak akan terjebak pada kritik yang mencari kesalahan. Fokus kami adalah menjalankan program ini dengan baik,” tegas Prita.
Meski mendapat sorotan terkait desain wadah makanan, Program MBG tetap menjadi langkah maju dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sambil mengurangi dampak lingkungan. Pemerintah berharap masyarakat dapat mendukung program ini dengan melihat tujuan besarnya, yaitu kesehatan generasi muda dan pelestarian lingkungan.