RAKYATSULBAR.COM – Sejumlah oknum polisi diduga melakukan pemerasan terhadap penonton saat acara Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (15/12/2024).
Menanggapi kasus pemerasan ini, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya minta maaf soal kejadian tersebut, dan berharap hal ini tidak terjadi kembali.
“Kita berharap hal seperti ini tidak terjadi kembali, dan kami juga dalam waktu dekat akan bertemu juga dengan Asosiasi Promotor Musik Indonesia. Kami juga menghormati proses hukum yang saat ini sedang berjalan,” Teuku Riefky usai Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Ekonomi Kreatif/ Badan Ekonomi Kreatif di Ballroom Thamrin Nine, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025).
Lebih lanjut, ia berharap semua pihak termasuk aparat, instansi pemerintah pusat hingga pemerintah daerah dapat memberikan dukungan terhadap event atau acara sejenis.
“Kita berharap tentu semua pihak termasuk aparat, dan juga instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, memberikan dukungan terhadap event-event, acara-acara, yang ini sangat membantu sebetulnya juga pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia terutama dari sektor musik,” jelas Menteri Ekonomi Kreatif.
Kronologi Kejadian
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (3/1/2025), seorang laki-laki asal Malaysia berusia 26 tahun mengaku menjadi salah satu korban dugaan pemerasan polisi saat menyaksikan penampilan performer DWP bersama temannya.
Tiba-tiba warga negara (WN) Malaysia tersebut ditarik oleh seseorang yang mengaku sebagai polisi. Kejadian itu disaksikan oleh temannya yang berdiri di sampingnya. Korban diminta menyerahkan paspor dengan dalih keperluan pemeriksaan administrasi. Teman korban melihat polisi memegang sejumlah paspor milik warga negara asing (WNA) lain beserta uang tunai.
Paspor WN Malaysia baru dikembalikan setelah temannya memberikan uang Rp 200.000 kepada polisi tersebut. Menurut kesaksian teman korban, polisi juga melakukan tes kesadaran untuk mengetahui apakah korban terpengaruh alkohol atau tidak. Serta ada korban lain yang menjalani tes urine yang dipersulit ketika meminta paspornya dikembalikan.
Kasus pemerasan penonton DWP 2024 diduga melibatkan 18 polisi. Tiga polisi di antaranya terbukti terlibat kasus pemerasan penonton DWP 2024, akhirnya diberhentikan.
Ketiga anggota kepolisian tersebut adalah Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Donald Parlaungan Simanjuntak (DPS), Panit 1 Unit 3 Subdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKP Yudhy Triananta Syaeful (YTS), dan Kasubdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Malvino Edward Yusticia (MEY).
Imbas terlibat kasus pemerasan DWP 2024 tersebut ketiganya mendapat sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).