RAKYATSULBAR.COM – Direktur Badan Otorita Borobudur (BOB) Agustin Peranginangin menyebut sektor pariwisata menjadi sektor yang paling siap untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen, yang dicanangkan Prabowo Subianto.
“Yang paling siap salah satunya ada di sektor pariwisata,” katanya saat ditemui di Yogyakarta, Senin (23/12/2024).
Menurut dia, sektor wisata menjadi sektor paling siap untuk mewujudkan target 8 persen karena sektor pariwisata sudah dibangun dalam waktu lama. Ia juga menambahkan bahwa dunia internasional juga sudah mengakui sektor wisata Indonesia karena meningkatnya indeks kinerja pariwisata Indonesia dari 32 menjadi peringkat 22.
“Tahun kemarin kita dari 32 ke 22. Artinya, kesiapan destinasinya sudah internasional kelasnya,” kata dia.
Perhatian Khusus
Namun untuk mewujudkan itu, Agustin menilai perlu adanya dukungan tambahan, berupa perhatian khusus untuk akses menuju destinasi pariwisata. Sala satu contoh yang ia angkat yaitu harga tiket pesawat di Indonesia yang masih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
“Misalnya dari Toba, kemarin sudah mendarat Qatar Airways di Medan. Misalnya, mereka akan lanjut ke Yogyakarta. Itu tiketnya lebih mahal daripada mereka harus ke Korea Selatan,” ucapnya.
“Apalagi kalau ke tetangga, ke Malaysia begitu. Jadi, itu direct naik yang LCC dari Jogja ke Medan itu Rp 4,5 juta. Ini bukan uang kecil,” kata dia.
Belum lagi, lanjut dia, jika wisatawan dari Yogyakarta menuju Labuan Bajo yang harganya masih relatif mahal. Menurutnya, hal ini menjadi tantangan bagi seluruh pengampu kepentingan untuk mendukung sektor wisata.
“Tidak hanya operator penerbangan, tapi juga pengelola bandara, juga travel bagaimana mengambil keuntungan,” beber Agustin. Ia juga berharap ke depan wisatawan dipermudah dengan penerbangan internasional.
Namun, jika harga penerbangan internasional memiliki harga kompetitif, hal ini dinilai berpotensi mengurangi jumlah wisatawan domestik.
“Takutnya nanti malah kita (wisatawan domestik) yang pergi banyak keluar. Nah, ini, makanya tugasnya Kemenpar itu selalu mengkampanyekan bangga berwisata di Indonesia,” kata dia.
“Bukan sekadar bangga. Setelah kita tagline bangga berwisata di Indonesia, ada kerja-kerja menuju orang bangga. Jangan hanya bangga-bangga emosional, tapi kita tidak bagus pelayanannya,” kata dia.