RAKYATSULBAR.COM – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berhasil mencatatkan potensi nilai devisa sebesar Rp 25,4 triliun sepanjang tahun 2024. Capaian ini diraih melalui berbagai kegiatan pemasaran yang dilaksanakan di dalam maupun luar negeri.
“Pemasaran menjadi faktor kunci dari industri pariwisata Indonesia. Melalui promosi yang efektif, pariwisata Indonesia makin dikenal dunia,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dalam pernyataan resminya, Jumat (20/12/2024).
Pameran dan promosi internasional
Kegiatan pemasaran yang dilakukan mencakup partisipasi dalam 32 pameran atau bursa pariwisata, 31 fam trip, 16 kerja sama terpadu, dan 28 sales mission. Beberapa pameran pariwisata bergengsi yang diikuti meliputi:
- Internationale Tourismus Borse (ITB) Berlin (5-7 Maret 2024) dengan potensi devisa Rp 8 triliun.
- World Travel Market (WTM) London (5-7 November 2024) dengan potensi devisa Rp 8,1 triliun.
- ATM Dubai (6-9 Mei 2024) dengan potensi devisa Rp 1,03 triliun.
Digitalisasi promosi pariwisata
Selain kegiatan langsung, Kemenpar juga memperkuat promosi melalui kampanye digital seperti branding “Wonderful Indonesia”, “Keep the Wonder”, serta #diIndonesiaAja. Upaya ini bertujuan meningkatkan visibilitas pariwisata Indonesia di pasar global.
Upaya Kemenpar tingkatkan kualitas pariwisata Indonesia
Selain promosi, Kemenpar juga melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan kualitas pariwisata Indonesia:
Inovasi kuliner dan pembiayaan kreatif
Program inovatif seperti Food Startup Indonesia (FSI) dan Indonesian Restaurant Fundraising (IndoStar) juga memberikan kontribusi signifikan. Realisasi dan potensi modal yang diraih melalui FSI mencapai Rp 76,5 miliar, sementara IndoStar mencatat Rp 7,65 miliar.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) turut berperan dengan realisasi pembiayaan Rp 195,31 triliun. Program lainnya seperti KreatIPO, FIFTY, dan Islamic Creative Economy Founders Fund (ICEFF) mencatatkan kontribusi masing-masing sebesar Rp 1,25 triliun, Rp 10,9 miliar, dan Rp 22,2 miliar.
“Program seperti KreatIPO dan FIFTY memberikan akses pembiayaan inovatif, sementara ICEFF memperkuat posisi Indonesia melalui ekonomi syariah yang berkelanjutan,” tambah Menpar Widiyanti.
Pengembangan desa wisata
Kemenpar juga mencatat prestasi membanggakan dalam pengembangan desa wisata. Melalui Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, sebanyak 50 desa wisata terbaik dipilih, sementara 6.067 desa wisata tergabung dalam Jejaring Desa Wisata (Jadesta). Selain itu, 40 desa wisata berhasil mendapatkan sertifikasi desa wisata berkelanjutan.
Di tingkat internasional, Desa Wisata Jatiluwih, Bali, dan Desa Wisata Wukirsari, D.I. Yogyakarta meraih penghargaan “Best Tourism Villages by UN Tourism 2024” dari Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO).
Pengembangan destinasi super prioritas
Pengembangan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), yakni Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang, berkontribusi besar terhadap kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara sepanjang 2024.
Peningkatan Kualitas SDM Pariwisata
Untuk mendukung industri pariwisata, Kemenpar meluluskan 2.781 mahasiswa dari enam Politeknik Pariwisata (Poltekpar) di Indonesia, dengan distribusi sebagai berikut:
- Poltekpar Bali: 656 orang
- Poltekpar Lombok: 271 orang
- Poltekpar Palembang: 239 orang
- Poltekpar Makassar: 561 orang
- Poltekpar Medan: 444 orang
- Poltekpar NHI Bandung: 610 orang
Selain itu, 2.620 orang memperoleh sertifikasi kompetensi pariwisata.
“Kehadiran mereka akan memperkuat kualitas tenaga kerja pariwisata Indonesia, sekaligus membangun daya saing global sektor ini,” pungkas Menpar Widiyanti.
Dengan berbagai pencapaian ini, Kemenpar optimistis sektor pariwisata Indonesia akan terus tumbuh menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional.