JAKARTA, RAKYATSULBAR.COM –Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Pusat menggelar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).
Kegiatan dilaksanakan atas kolaborasi IPIM Pusat dengan Yayasan Waqaf Al-Muhajirien Jakapermai Bekasi.
Kategori komba untuk Imam Masjid adalah Tilawah; Hifzh al-Qur’an 30 Juz; Hifzh al-Qur’an 15 juz dan Tafsir; Qira’ah Sab’ah. Sedangkan untuk pelajar (SMP/Setingkat) yaitu Tilawah dan Hifzh al-Qur’an 3 Juz, ungkap Mas’ud Halimin selaku Ketua Panitia.
“MTQ antar Imam Masjid bertujuan untuk memperkuat ukhuwah, kami mengundang Imam Masjid se-Jabodetabek untuk berpartisipasi. Bukti kecintaan terhadap Qur’an dan jadilah inspirasi bagi umat”, terang Mas’ud Halimin.
Musabaqah Tilawatil Quran yang pertama diadakan untuk Imam Masjid dan pelajar se-Jabodetabek, menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi dan dukungan dari berbagai pihak.
Kegiatan ini dipersiapkan dalam waktu dua bulan dengan hampir 400 pendaftar, menunjukkan minat yang besar terhadap kegiatan keagamaan ini.
Menteri Agama Republik Indonesia yang juga Ketua Umum IPIM Pusat Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA, menyampaikan apresiasinya kepada pengurus IPIM Pusat yang telah menyelenggaran MTQ pertama antar Imam Masjid.
“MTQ antar Imam Masjid dan Pelajar se-Jabodetabek Tahun 2024 menunjukkan pentingnya peran Imam dalam mengembangkan masyarakat. Kegiatan ini menjadi wadah untuk mengkader calon imam yang berkualitas”, terang Menag RI Nasaruddin Umar.
Kegiatan MTQ antar Imam Masjid dihadiri oleh Walikota Bekasi, Tokoh Agama dan berbagai Tokoh Masyarakat yang menunjukkan dukungan terhadap acara.
“MTQ ini juga berfungsi sebagai training untuk meningkatkan kualitas Imam di masjid-masjid. Dengan demikian, diharapkan imam yang terlatih dapat memimpin umat dengan lebih baik,” ungkap Menag dihadapan para peserta lomba.
Pentingnya hubungan antara imam dan makmum dalam konteks kepemimpinan umat Islam. Pemahaman mengenai kata ‘imam’ menekankan kasih sayang dan kepemimpinan yang harus dimiliki, jelas Nasaruddin Umar.
Tambahnya lagi, bahwa komunitas yang dipimpin oleh Imam harus diikat oleh kasih sayang dan memiliki sistem yang jelas antara Imam dan makmum. Imamah adalah kunci dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan madani.
Masyarakat madani yang baik tidak bisa terwujud tanpa adanya Imam yang berkualitas. Imam memiliki tanggung jawab memimpin, mengawasi, dan membina umat secara efektif.
Imam berperan penting dalam memimpin makmum dengan keteladanan, sama seperti Nabi Muhammad SAW yang menjadi contoh bagi sahabatnya. Hal ini menunjukkan pentingnya sosok Imam dalam komunitas.
Imam yang sejati harus memenuhi kriteria tertentu, menjadikan Imam sebagai pewaris spiritual Nabi. Ini menjelaskan mengapa penghormatan kepada Imam sangat penting dalam masyarakat.
“MTQ pertama di Bekasi adalah langkah penting untuk pengembangan kader dan memperkuat umat. Kegiatan ini diharapkan berkembang dan melahirkan generasi baru yang mampu bersaing di tingkat internasional”, tutup Imam Besar Masjid Istiqlal. (*)