RAKYATSULBAR.COM – Salah satu risiko yang perlu diwaspadai pada kendaraan listrik, baik mobil maupun sepeda motor listrik, adalah potensi kebakaran akibat masalah pada baterai.
Seperti diketahui, baterai lithium ion memiliki keunggulan dalam hal kapasitas penyimpanan energi yang besar dan daya tahan yang lama. Namun, baterai ini juga memiliki risiko kebakaran jika terjadi kerusakan atau kesalahan dalam proses pengisian daya.
Kepala Bidang Operasi Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta, Suheri, menjelaskan bahwa pihaknya terus merumuskan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menangani kebakaran yang melibatkan baterai listrik.
SOP ini sangat penting, mengingat kebakaran pada baterai di kendaraan listrik disebabkan oleh bahan-bahan logam yang mudah terbakar di dalamnya. Asap yang dihasilkan dari kebakaran tersebut juga berbahaya bagi manusia.
“Hasil dari pembakaran itu berbahaya maka kami akan mejaga jarak aman dan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang baik,” ujar Suheri dalam diskusi bertajuk Revolutionizing EV Safety in Indonesia: Breaking Solutions with Innovation pada akhir November lalu.
Suheri menambahkan, bahwa dia meminta produsen mobil listrik untuk memberikan petunjuk kepada tim pemadam kebakaran mengenai cara memutus aliran listrik dengan benar bila terjadi kebakaran.
“Saya sudah beberapa kali berkunjung ke sebuah produsen mobil, bahkan sampai kami minta menyediakan barcode safety di mana kami harus memotong kabel karena baterai adalah tegangan tinggi,” katanya.
“Bagaimana kita supaya bisa mengakses misalnya ada korban di dalam dan kami bisa mengeluarkan, tapi di mana kami yakin potensi tegangan tinggi itu yang sudah netral,” katanya.
Suheri menegaskan, pentingnya keselamatan tim pemadam kebakaran, agar tidak menjadi korban saat menangani kebakaran kendaraan listrik.
“Berapa detik saya bisa akses dan menyelamatkan orang di dalamnya karena apapun judulnya apabila terjadi kami yang terdapan dan kami tidak mau mengirim anggota malah menjadi korban,” ujarnya.
Penerapan SOP Pernah Diadakan
Sebelum mobil listrik beredar di seluruh dunia, Tesla sebelumnya telah membuat SOP untuk mobil-mobil buatan perusahaan Elon Musk ini.
Dilansir dari laman Tesla sendiri (https://www.tesla.com/firstresponders) perusahaan ini telah membuat semua petunjuk untuk mobil listrik mereka, mulai dari cara penanganan mobil listrik yang terbakar, serta tata cara pengamanan pengendara bila kecelakaan terjadi.
“Tesla berkomitmen untuk membantu pemadam kebakaran dan responden pertama dengan aman menangani situasi darurat yang melibatkan semua produk Tesla.” Kata resmi dari Tesla sendiri.
Sementara produsen lain seperti Wuling, BYD, dan yang berkaitan tidak pernah merilis tata cara dan aturan penanganan mobil listrik mereka bagi aparat dan bagi pengendaranya sendiri.
Oleh karena itu, Suheri meminta produsen EV di Indonesi juga menerapkan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Tesla sendiri, guna mengantisipasi kecelakaan yang melibatkan mobil listrik serta dapat mengamankan para pengendara mobil tersebut.