Video Viral Anak Durhaka yang Mengencingi Wajah Ibu Ternyata Hanya Settingan

  • Bagikan
ilustrasi

RAKYATSULBAR.COM – Baru-baru ini, sebuah video yang menampilkan aksi anak durhaka mengencingi wajah ibunya viral di media sosial, memicu kecaman hebat dari netizen. Video berdurasi 53 detik ini pertama kali diunggah di Instagram dan X oleh akun @kegblgnunfaedh, yang menyebutnya sebagai tindakan tak termaafkan seorang anak terhadap ibunya.

“Astaga, bener-bener anak durhaka ini orang, ibu sendiri loh digituin,” tulis akun tersebut, yang langsung menarik perhatian banyak pengguna sosial media. Tak sedikit yang mengecam, bahkan menuntut agar pemuda tersebut segera ditemukan dan diadili atas tindakannya.

Namun, setelah ditelusuri, terungkap fakta mengejutkan bahwa video tersebut ternyata hanya sebuah setting-an alias tidak nyata. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Facebook Pochoy – Dabarkads Paolo, yang diketahui sebagai kreator konten asal Filipina. Dalam keterangan unggahan mereka, konten ini hanya dimaksudkan sebagai hiburan semata.

Dalam postingan yang diunggah pada 7 Juni 2024, Pochoy – Dabarkads Paolo menjelaskan bahwa tidak ada kekerasan yang terjadi selama pembuatan video tersebut. Mereka juga menegaskan bahwa tidak ada orang yang terluka atau teraniaya selama syuting. Meski sudah diberi penjelasan, video ini tetap menuai kecaman tajam dari warganet yang merasa konten tersebut tidak mendidik dan menyinggung nilai-nilai keluarga.

Hingga saat ini, video yang telah dilihat ribuan orang tersebut mendapat lebih dari 13 ribu komentar, banyak di antaranya mengutuk tindakan tersebut. Meski begitu, akun Pochoy – Dabarkads Paolo diketahui masih sering membuat konten kontroversial serupa, meskipun banyak yang meminta agar akun tersebut dilaporkan.

Beberapa komentar mengekspresikan rasa kecewa, “Saya tidak peduli apakah ini nyata atau tidak, ini bukan hal yang dilakukan oleh anak kepada orang tuanya,” dan “Saya sangat tidak suka dengan konten ini. Sangat buruk.”

Kendati konten tersebut disebut sebagai hiburan, banyak yang menilai bahwa jenis konten semacam ini dapat memberikan dampak buruk bagi masyarakat, terutama untuk anak-anak.

  • Bagikan