MAMUJU,RAKYATSULBAR.COM – Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi, mengapresiasi adanya peningkatan kuantitas Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) yang semula hanya ada 4 sekolah di tingkat SMP dan Mts di Kabupaten Mamuju kini bertambah menjadi 13 SSK.
Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga ke dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Ia mengatakan, sekolah SSK minimal dapat memberikan ilmu tambahan bagi anak jika menikah di usia masih muda dapat menyebabkan stunting.
Perkawinan dini kata Sutinah berpengaruh bagi perkembangan anak yang dilahirkan kelak.
“Dengan adanya pernikahan anak diusia dini, itu akan mempengaruhi stunting pada anaknya kalau ia melahirkan,” ungkap Sutinah saat membuka pelaksanaan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) tahun 2024 yang diselenggarakan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Mamuju, Rabu (18/12/24).
Sutinah menyebut angka stunting di kabupaten Mamuju tergolong sangat tinggi, pada tahun 2023 saja berada dibawah kabupaten lainnya. Angka itu berada dibawah 1 persen jika dibanding daerah lain.
“Cuman dibandingkan kabupaten lain kita sangat tertinggal. Jadi kita berharap dengan adanya SSK ini para kepala sekolah tenaga pendidik bisa mengedukasi anak-anak kita untuk tidak menikah diusia dini. Ini menjadi PR kita,” katanya.
Pemerintah dalam hal ini pemberdayaan perempuan terus melakukan sosialisasi bagaimana konsekuensi hukum bagi yang melakukan pernikahan anak belum usia 19 tahun. Masih banyak yang belum mengetahui hal itu.
“Bila ingin menikah (dini) itu ada izin dari pengadilan. Jadi pengadilan agama bisa mengeluarkan rekomendasi apabila mendapat rekomendasi dari pemerintah Kabupaten Mamuju dalam hal ini pemberdayaan perempuan,” tuturnya.
“Jadi saya bilang ke pemberdayaan perempuan jangan ada satupun rekomendasi yang keluar. Ini untuk memutus kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat kita,” simpulnya.
(Ayub Kalapadang)