RAKYATSULBAR.COM – Hipertiroid, gangguan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi hormon tiroid berlebih, kini semakin menjadi perhatian di dunia kesehatan. Penyakit ini tidak hanya memengaruhi fungsi tubuh secara fisik, tetapi juga dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya secara signifikan
Hipertiroid dapat dikenali melalui gejala seperti detak jantung yang cepat, penurunan berat badan drastis meskipun nafsu makan meningkat, tremor pada tangan, sulit tidur, dan mudah lelah.
Beberapa penderita juga melaporkan perubahan suasana hati, seperti mudah marah atau cemas tanpa sebab yang jelas. Pada kasus yang lebih parah, hipertiroid dapat menyebabkan mata tampak menonjol (exophthalmos), kondisi yang sering dikaitkan dengan penyakit Graves.
Jika tidak ditangani, hipertiroid dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan jantung, tulang rapuh (osteoporosis), dan krisis tiroid yang mengancam jiwa. “Krisis tiroid adalah kondisi darurat medis di mana kadar hormon tiroid meningkat tajam dan memengaruhi fungsi organ vital,” ungkap Dr. Anisa Purnama, SpPD, seorang spesialis penyakit dalam.
Penyakit Graves menjadi penyebab utama hipertiroid, diikuti oleh nodul tiroid dan konsumsi yodium yang berlebihan. Untuk pencegahan, masyarakat diimbau untuk menjaga pola makan yang seimbang, mengelola stres, serta rutin memeriksakan kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan tiroid.
Pengobatan hipertiroid meliputi pemberian obat antitiroid, terapi radioaktif, atau operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid. “Dengan diagnosis dini dan penanganan yang tepat, hipertiroid dapat dikelola dengan baik,” tambah Dr. Anisa.