RAKYATSULBAR.COM – Sebuah kejadian tragis mengguncang Kecamatan Pakel, Tulungagung, di mana seorang siswi SMA berusia 18 tahun melahirkan bayi di toilet rumahnya. Bayi yang dilahirkan tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat setempat.
Menurut informasi yang diperoleh, pada Senin (25/11/2024) pukul 17.00 wib, FS (18), seorang siswi kelas XII SLTA di wilayah lain, melahirkan secara mendadak di toilet rumahnya. Ia sedang hamil dan tidak sadarkan diri ketika orang tuanya hendak mengantar les belajar dan memanggil anaknya yang berada di kamar mandi.
Orang tua mencoba memanggil korban berkali-kali namun tidak ada jawaban. Kemudian ia membuka pintu WC yang tidak terkunci karena kunci pintunya rusak. Betapa terkejut ibunya ketika dia menemukan anaknya dalam posisi jongkok tangan berpegangan pada bibir bak air, dan di bawahnya ada janin baru keluar dengan tali pusar masih terhubung dengan ari-ari.
Betapa tragisnya, bayi itu sudah dalam keadaan tak bernyawa atau meninggal dunia. Orang tua FS lalu berteriak minta tolong, dan suami NA datang bersama bidan terdekat untuk melakukan pertolongan. Namun, saat itu bayi telah mati.
Saksi-saksi termasuk dan warga sekitar TKP dimintai keterangan tentang peristiwa ini. Hasil olah TKP dan pemeriksaan luar oleh Tim Inafis Polres Tulungagung menunjukkan adanya luka dan tanda-tanda kekerasan pada tubuh bayi. Oleh karena itu, jenazah bayi dipindahkan ke RSUD Dr Iskak untuk autopsi.
Kejadian ini mengejutkan warga setempat dan memicu berbagai spekulasi mengenai situasi yang dialami oleh FS. Banyak warga merasa prihatin dan meminta agar pihak berwenang memberikan perhatian lebih terhadap masalah kesehatan reproduksi remaja. Beberapa tokoh masyarakat juga menyerukan perlunya pendidikan tentang seks bebas di sekolah-sekolah untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
Banyak remaja merasa tertekan dan bingung ketika menghadapi kehamilan yang tidak direncanakan, dan sering kali mereka tidak tahu kepada siapa harus meminta bantuan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung agar remaja merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah kesehatan reproduksi