RAKYATSULBAR.COM – Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan mental yang membuat seseorang sulit mempertahankan fokus, hiperaktif, dan impulsif. Baru-baru ini, studi menemukan bahwa gejala ADHD ditemukan pada anak yang pintar dengan diagnosis yang terlambat.
Studi Ungkap Deteksi Diagnosis ADHD yang Terlambat
Dalam studi yang terbit di British Journal of Clinical Psychology, Vol. 63, No. 4 pada Juni 2024 oleh Carolynn Hare dan kawan-kawan, diterangkan bahwa anak-anak rata-rata IQ yang tinggi terlambat didiagnosis ADHD.
Kesimpulan ini didapat setelah tim peneliti University of Western Ontario dan Queen’s University di Kanada tersebut, melakukan penelitian terhadap sekitar 568 orang berusia 4 hingga 22 tahun yang menderita ADHD.
Mereka meneliti faktor-faktor yang mungkin memengaruhi kondisi ADHD, termasuk jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan rata-rata skor IQ. Penderita ADHD umumnya memiliki kondisi psikologis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, bergerak, mengendalikan impuls, dan mengatur energi.
“Pertama, kami menemukan bahwa anak dengan IQ yang lebih tinggi memiliki usia diagnosis ADHD yang lebih tua (terlambat). Kedua, kami menemukan bahwa gejala hiperaktif-impulsif dan gejala eksternalisasi berhubungan dengan diagnosis dini pada anak laki-laki dan perempuan,” tulis para peneliti, yang dikutip dari Science Alert.
Alasan Diagnosis ADHD Terlambat Pada Anak dengan IQ Tinggi
Peneliti studi, Carolynn Hare menerangkan bahwa anak-anak yang lebih pintar, atau yang lebih mampu menyembunyikan gejala-gejala mereka, lebih mungkin untuk terlambat didiagnosis ADHD.
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang tinggi, dan keluarga etnis non-kulit putih cenderung terlambat didiagnosis ADHD.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa gejala ADHD yang telat didiagnosis pada anak dengan IQ tinggi karena kepintaran mereka dalam menyembunyikan gejalanya.