RAKYATSULBA.COM – Presiden Prabowo Subianto pamer ke pemimpin dunia bahwa Indonesia bisa mandiri dalam hal energi hijau. Prabowo mengungkapkan, Indonesia bisa mengganti bahan bakar fosil menjadi bahan bakar nabati.
Prabowo memamerkan kekuatan tersebut di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) atau APEC CEO Summit. Selain Biofuel, soal kendaraan yang bisa menenggak bahan bakar nabati, Indonesia sudah bisa memproduksinya.
Saat ini, bahan bakar nabati di Indonesia baru ada biodiesel B35 (35 persen bahan nabati) dan bioetanol E5 (etanol 5 persen). Kendaraan yang beredar di Indonesia bisa menenggak bahan bakar tersebut.
Secara teknologi kendaraannya sudah siap. Dalam laporan DetikOto, sejak 2010 lalu Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) telah dipercaya oleh prinsipal untuk mengisi pasar mesin berbahan bakar ethanol untuk pasar Amerika Latin, yakni Argentina dan Brazil. Salah satu mesinnya yakni tipe 2TR-FFV berkapasitas 2.694 cc dan digunakan untuk mobil Toyota Hilux.
Bahkan, kendaraan yang diproduksi di Indonesia sudah diuji coba untuk menenggak bahan bakar nabati 100 persen.
Belum lama ini, Pertamina bersama Toyota melakukan uji coba bahan bakar bioetanol 100 persen sebagai pengganti bensin. Bioetanol 100% (E100) yang diproduksi dari tanaman Sorgum digunakan sebagai bahan bakar alternatif pada kendaraan Flexy Fuel Vehicle (FFV) Toyota. Adapun mobil yang diuji coba menenggak bioetanol 100 persen itu adalah Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid Flexy Fuel.
Bioetanol yang diproduksi Pertamina juga telah diuji di Toyota Fortuner Flexy Fuel Vehicle (FFV). Hasilnya menunjukkan peningkatan performa dengan pembakaran yang lebih sempurna dan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil.