RAKYATSULBAR.COM – Indro Warkop, salah satu ikon komedi Indonesia dan anggota terakhir dari grup legendaris Warkop DKI, baru-baru ini mengungkapkan pandangannya mengenai dunia politik. Dalam beberapa wawancara, Indro secara tegas menyatakan bahwa ia ogah terjun ke dunia politik. Alasannya berakar dari pengalaman buruk yang pernah dialaminya, serta pandangannya tentang kondisi politik di Indonesia saat ini.
Indro mengungkapkan bahwa pengalaman pribadi yang menyakitkan telah membentuk sikapnya terhadap politik. Ia pernah mengalami ancaman pembunuhan ketika ditawari untuk berpolitik. Situasi ini membuatnya merasa tertekan dan takut, sehingga ia memilih untuk menjauh dari dunia yang dianggapnya penuh dengan intrik dan bahaya.
Lebih jauh lagi, Indro merasa bahwa politik di Indonesia sering kali membawa dampak negatif bagi masyarakat. Ia mencatat bahwa banyak politisi yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok daripada kepentingan rakyat. Hal ini, menurutnya, telah merusak tatanan sosial dan menyebabkan perpecahan di antara masyarakat. Indro percaya bahwa politik seharusnya menjadi sarana untuk memperbaiki bangsa, bukan justru memperburuk keadaan.
Indro juga mengungkapkan rasa jenuhnya terhadap dinamika politik yang penuh dengan fitnah dan saling menjatuhkan. Ia merasa lelah melihat bagaimana para politisi sering kali menggunakan taktik kotor untuk meraih kekuasaan, tanpa memikirkan dampak dari tindakan mereka terhadap masyarakat luas. Menurutnya, situasi ini menciptakan iklim ketidakpercayaan di antara warga negara, yang pada akhirnya merugikan semua pihak.
Meskipun banyak tawaran untuk terjun ke dunia politik dengan iming-iming keuntungan finansial yang besar, Indro tetap teguh pada prinsipnya. Ia lebih memilih untuk berkarya di dunia seni, khususnya dalam bidang komedi, di mana ia merasa bisa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Melalui komedi, Indro berusaha menyampaikan kritik sosial dan pesan moral dengan cara yang menghibur dan mudah diterima oleh publik.
Indro percaya bahwa seni, terutama komedi, memiliki kekuatan untuk menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang. Ia melihat komedi sebagai alat untuk membangun kesadaran sosial tanpa harus menimbulkan ketegangan atau konflik. Dalam pandangannya, humor dapat menjadi jembatan untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang kehidupan dan masyarakat.