RAKYATSULBAR.COM – Musim panas yang semakin intens membuat risiko sunburn atau kulit terbakar semakin tinggi bagi banyak orang, terutama mereka yang aktif beraktivitas di luar ruangan. Fenomena ini tidak hanya dialami di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia lainnya.
Para ahli dermatologi memperingatkan bahwa sunburn tidak boleh dianggap sepele. “Paparan sinar UV yang berlebihan tidak hanya menyebabkan kulit merah atau nyeri sementara, tapi juga dapat merusak sel kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit,” jelas Dr. Andi Setiawan, seorang ahli dermatologi di Jakarta. Selain kemerahan dan nyeri, sunburn parah bisa memicu demam, dehidrasi, hingga mual yang memperparah kondisi tubuh.
Meskipun risiko sunburn lebih tinggi saat matahari bersinar terik antara pukul 10 pagi hingga 4 sore, banyak orang masih belum menyadari pentingnya perlindungan kulit. Berdasarkan data WHO, lebih dari 3 juta kasus kanker kulit setiap tahunnya di seluruh dunia disebabkan oleh paparan UV yang berlebihan, dan angka ini cenderung meningkat setiap tahun.
Cara Sederhana Mencegah Sunburn
Para ahli menyarankan langkah-langkah pencegahan sederhana untuk menghindari sunburn, seperti menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 setiap kali keluar rumah, mengenakan pakaian pelindung, topi lebar, dan kacamata hitam. Selain itu, usahakan berada di tempat teduh jika berada di luar ruangan terlalu lama.
Dampak sunburn yang tampak sepele ternyata bisa membawa konsekuensi jangka panjang bagi kesehatan kulit. Terlebih, di era pemanasan global saat ini, perlindungan kulit dari sinar UV adalah langkah pencegahan yang penting untuk kesehatan jangka panjang.