RAKYATSULBAR.COM – Wisatawan di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menunggu erupsi Gunung Lewotobi mereda. Erupsi Gunung Lewotobi ini terjadi sebanyak lima kali sejak Minggu (10/11/2024).
Namun, para wisatawan yang tengah didampak dengan erupsi ini bisa menghubungi Crisis Center yang telah diterapkan oleh pemerintah NTT. Wisatawan yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), bisa mengetahui informasi terkait evakuasi dan situasi terkini lewat Tourism Information Center (TIC).
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Hariyanto, menyampaikan, TIC BPOLBF akan memberikan informasi terbaru soal aksesibilitas di Labuan Bajo baik melalui udara maupun laut, serta aktivitas dan destinasi di Labuan Bajo.
“Kami bersama seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) terkait, termasuk pemerintah daerah, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), serta pelaku industri pariwisata lokal, saat ini sedang berupaya memastikan keamanan pengunjung dan masyarakat sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki,” jelas Hariyanto, dikutip dari keterangan resmi, Senin (11/11/2024).
Wisatawan bisa mengakses TIC BPOLBF lewat nomor WhatsApp 0811-3879-4555, atau mengdatangi kantor BPOLBF di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 88, Labuan Bajo, NTT.
Kementerian Pariwisata berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengupayakan adanya diskon hotel bagi wisatawan yang terdampak erupsi.
Bandara Masih Ditutup Saat Erupsi Berlangsung
Saat ini empat bandara di NTT masih ditutup yakni Bandara H. Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, Bandara Gewayantana di Kabupaten Larantuka, Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka, dan Bandara Soa di Bajawa.
Penutupan berkala juga sempat diterapkan di Bandara Internasional Komodo, dari satbu (9/11/2024) sampai Senin (11/11/2024) pukul 18.00 Wita.
Di bandara tersebut, ada maskapai penerbangan Citilink yang menyediakan kursi untuk 180 penumpang.
“Pemantauan situasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur yang berdampak signifikan pada sektor pariwisata terus dilakukan secara berkala, terutama terhadap mobilitas pengunjung di Labuan Bajo,” ujar Hariyanto.
Sementara itu, moda transportasi alternatif yang saat ini bisa digunakan di Labuan Bajo yaitu 15 kapal speedboat berkapasitas sekitar 225 orang untuk menyeberang ke Sape Sumbawa. Selain itu, ada pula kapal penumpang dengan kapasitas hingga 5.182 orang. Total saat ini yang terevakuasi sudah mencapai 2.222 orang.
Adapun upaya lain yang dilakukan, salah satunya pembukaan posko evakuasi wisatawan akibat ditutupnya Bandara Internasional Komodo oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). Tidak hanya itu, sejumlah acara yang akan diadakan, salah satunya International Golomori Jazz Festival, ditunda sampai awal tahun 2025.
“Tentunya langkah-langkah mitigasi yang tepat dan upaya menjaga kenyamanan serta keselamatan wisatawan menjadi prioritas utama, Kementerian Pariwisata menyiapkan surat pemberitahuan kepada Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk memonitor dan memastikan keselamatan wisatawan di wilayah terdampak,” terang Hariyan