MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Pasca putusnya jembatan Leling yang menghubungkan 3 desa menuju pusat Kecamatan Tommo, di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat (Sulbar).
Diketahui, sudah 17 hari jembatan tersebut putus sehingga membuat warga terisolir.
Jembatan Leling putus yang dipicu akibat banjir bandang yang melanda Kecamatan Tommo beberapa waktu lalu. Warga 3 desa kini kesulitan untuk keluar beraktifitas keluar dari desa. Pemkab Mamuju terkesan tutup mata dengan kondisi warga.
“Kami sangat berharap agar pihak terkait memperhatikan kondisi jembatan yang putus akibat banjir bandang yang melanda Kecamatan Tommo beberapa waktu lalu. Akibat kurang perhatian pemerintah hingga saat ini kami di 3 desa kini terisolir,” ungkap, Alimin, mantan Kades Leling Induk, yang dihubungi wartawan, Jumat, (8/11/24).
Alimin, menambahkan, akibat Jembatan Leling yang merupakan satu satunya akses untuk beraktifitas keluar dari desa, ratusan siswa yang sekolah di pusat kecamatan terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan.
“Ratusan siswa yang sekolah di pusat kecamatan saat ini terpaksa naik pincara menyeberangi sungai agar bisa ke sekolah. Biaya untuk naik pincara per orang 2 ribu rupiah untuk motor biayanya sebesar 10 ribu rupiah untuk 1 unit motor,” jelas Alimin.
Akibat putusnya jembatan satu satunya yang menghubungkan Desa Leling Indul, Desa Leling Barat dan Desa Leling Utara, pasar yang ada di Desa Leling Induk tutup.
“Pedagang yang datang dari luar 3 desa yang terisolir tidak bisa masuk ke Desa Leling Induk untu berjualan,” beber Alimin.
Senada yang dikatakan Yosi, warga Deda Leling, menurutnya, saat ini dia bersama warga kesulitan untuk keluar beraktifitas ke pusat kecamatan.
“Saya kalau mau mengurus surat surat di Kecamatan terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan. Waktu tempuh untuk beraktifitas juga semakin lama karena harus menyeberang sungai pakai pincara,” kata Yosi pada wartawan yang dihubungi melalui sabungan telepon.
Warga saat ini hanya bisa berharap agar pemerintah secepatnya membenahi jembatan yang putus akibat diterjang banjir bandang. Selama jembatan belum rampung sebaiknya pemerintah terkait membuat jembatan darurat agar warga bisa keluar beraktifitas ke pusat kecamatan. (*)