Stellantis Akan Pecat 1.100 Karyawan, Ini Alasannya

  • Bagikan
Ilustrasi Gedung Stellantis (REUTERS)

RAKYATSULBAR.COM – Stellantis, salah satu perusahaan otomotif terbesar, mengumumkan bahwa mereka akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.100 karyawan di pabrik Jeep Gladiator yang berlokasi di Toledo, Ohio, Amerika Serikat.

Keputusan ini, yang dilaporkan oleh awak media AS, Reuters pada Kamis (7/11/2024), merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional serta menyesuaikan tingkat produksi dengan permintaan pasar di kawasan Amerika Utara.

Langkah ini diambil dalam konteks meningkatnya kebutuhan untuk mengurangi persediaan dan memastikan bahwa produksi sesuai dengan permintaan yang ada, terutama di tengah ketidakpastian dalam penjualan dan perubahan perilaku konsumen yang berdampak pada industri otomotif.

Booth Jeep Gladiator di Pondok Indah (PT. DAS)

“Ini adalah tindakan yang sulit untuk diambil, tetapi diperlukan untuk memungkinkan perusahaan mendapatkan kembali keunggulan kompetitifnya dan akhirnya mengembalikan produksi ke tingkat sebelumnya,” kata Stellantis dalam sebuah pernyataan.

Meskipun langkah ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, Stellantis belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai waktu pelaksanaan PHK atau skema pesangon yang akan diberikan kepada karyawan yang terdampak. Pabrik ini memproduksi Jeep Gladiator, yang merupakan salah satu model penting dalam lini truk ringan dan SUV dari Stellantis, dan menjadi andalan di pasar Amerika Utara.

Camp Jeep Media 2021, ajang test drive dari peluncuran Jeep Gladiator
Ilustrasi Jeep Gladiator yang sedang dilakukan test drive dan tes ketahanannya (Dok. DAS Indonesia)

Industri otomotif saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk gangguan dalam rantai pasokan dan perubahan preferensi konsumen. Dalam menghadapi tantangan ini, Stellantis berupaya untuk beradaptasi dengan kondisi pasar yang terus berubah demi menjaga kinerja yang berkelanjutan. Pemangkasan tenaga kerja ini mengikuti langkah-langkah efisiensi yang telah diambil sebelumnya, seperti pengurangan jumlah pekerja dan restrukturisasi manajemen puncak guna memperbaiki penjualan yang menurun.

Pada tahun ini, saham Stellantis telah mengalami penurunan sekitar 39 persen, menunjukkan tekanan yang signifikan yang dihadapi oleh perusahaan. Keputusan untuk melakukan PHK ini tidak hanya memicu reaksi dari karyawan, tetapi juga mengundang kritik keras dari serikat pekerja United Auto Workers (UAW), yang mewakili karyawan di Toledo. UAW, melalui presiden Shawn Fain, bahkan mengancam akan melakukan mogok nasional jika perusahaan melanjutkan kebijakan PHK ini.

Selain itu, UAW juga mengkritik penundaan investasi Stellantis di pabrik baterai di Belvidere, Illinois, yang dianggap melanggar kesepakatan ketenagakerjaan yang telah disepakati sebelumnya. Keputusan tentang PHK ini juga menarik perhatian sejumlah politisi, termasuk Wakil Presiden Kamala Harris dan Presiden terpilih Donald Trump, yang mengancam akan menerapkan tarif 100 persen pada Stellantis jika perusahaan memindahkan pekerjaan dari Amerika Serikat ke Meksiko.

  • Bagikan