RAKYATSULBAR.COM – Kasus mengejutkan lainnya datang dari sebuah sekolah di Bengkulu, di mana seorang anak perempuan mengalami perlakuan yang tidak biasa dari gurunya. Sang anak diketahui dibotaki oleh guru di sekolahnya, yang menyebabkan reaksi keras dari orang tua dan masyarakat. Menurut laporan, orang tua anak tersebut merasa sangat syok dan tidak terima dengan tindakan yang dilakukan oleh pihak sekolah tanpa izin atau pemberitahuan.
Dalam video yang tersebar, anak perempuan tersebut terlihat memegang kepalanya yang telah dibotaki, tampak sedih dan malu. Kasus ini langsung mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk penggiat hak anak yang menganggap tindakan tersebut melanggar privasi dan hak anak. Pihak sekolah belum memberikan klarifikasi jelas mengenai alasan tindakan tersebut, tetapi beredar spekulasi bahwa hal itu dilakukan sebagai bentuk hukuman atau penegakan aturan disiplin.
Namun, tindakan ini menuai kritik luas karena dianggap berlebihan dan melukai psikologis anak. Banyak yang berpendapat bahwa ada cara-cara lain yang lebih bijak dalam mendisiplinkan anak tanpa harus merusak harga diri atau penampilan mereka. Beberapa tokoh masyarakat dan ahli pendidikan telah menyarankan agar pihak sekolah mempertimbangkan kembali metode disiplin yang diterapkan dan menghormati hak-hak siswa, terutama anak perempuan. Kasus ini membuka diskusi penting tentang etika dalam mendisiplinkan siswa di sekolah, khususnya tentang batasan-batasan yang seharusnya dijaga oleh tenaga pendidik.