RAKYATSULBAR.COM – Beberapa waktu lalu, penemuan butiran biru terang dalam perut ikan viral dan menimbulkan diskusi luas di kalangan masyarakat dan para ahli. Seorang nelayan yang tengah membersihkan hasil tangkapannya menemukan butiran berwarna biru cerah yang tampak seperti benda asing, bukan bagian alami dari makanan ikan.
Penemuan ini memicu kekhawatiran mengenai pencemaran lingkungan laut dan risiko kesehatan, mengingat ikan adalah salah satu komoditas konsumsi populer.
Para ahli lingkungan mengaitkan fenomena ini dengan butiran warna biru dari perut ikan itu kemungkinan alga atau fitoplankton yang dikonsumsi oleh ikan itu atau juga mikroplastik, partikel plastik kecil yang telah bercampur dengan bahan kimia di laut. Mikroplastik biasanya berasal dari limbah rumah tangga, industri, hingga sisa-sisa produk kosmetik yang mengalir ke laut tanpa penyaringan memadai. Akibatnya, partikel-partikel ini terakumulasi dalam tubuh hewan laut dan berpotensi masuk ke rantai makanan, termasuk manusia.
Kasus ini juga menyoroti dampak pencemaran terhadap kesehatan laut dan masyarakat. Selain mencemari ekosistem, partikel mikroplastik yang bercampur dengan bahan kimia diketahui bisa mengandung racun berbahaya.
Pihak kesehatan pun menyarankan untuk tidak mengonsumsi ikan jika ada temuan aneh atau mencurigakan pada tubuh ikan.
Sebagai tanggapan, beberapa kampanye di media sosial muncul untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mengelola limbah secara bertanggung jawab.
Diharapkan dengan langkah-langkah ini, risiko polusi plastik di laut bisa dikurangi, demi menjaga kelestarian ekosistem dan kesehatan manusia di masa depan.