RAKYATSULBAR.COM – Lazada melakukan riset dan mendapati bahwa kepercayaan konsumen terhadap platform berbasis kecerdasaan artifisial atau artificial intelligence (AI) sangat tinggi. Responden mengandalkan AI untuk rekomendasi produk (92 persen) dan ringkasan produk (90 persen) yang dipersonalisasi.
“Bahkan, 88 persen responden membuat keputusan pembelian berdasarkan konten dan rekomendasi produk yang dihasilkan AI,” kata Chief Executive Officer Lazada Group, James Dong, dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (3/11/2024).
Riset Lazada yang lain menyebutkan, sebanyak 80 persen responden menggunakan fitur AI di aplikasi e-commerce setidaknya satu kali dalam seminggu, dengan chatbot yang paling banyak digunakan.
Kemudian, diikuti dengan pencarian menggunakan fitur visual product search dan fitur terjemahan.
Laporan tersebut juga mengeksplorasi motivasi konsumen dalam memanfaatkan AI untuk belanja online. “Di mana lebih dari separuh responden (52 persen) di Asia Tenggara menyebutkan kemudahan belanja sebagai alasan utama mengadopsi penggunaan AI dalam kehidupan pribadi mereka,” kata James.
Kemudian, sebanyak 51 persen menilai ulasan produk dan ulasan penjual sebagai fitur utama yang mereka prioritaskan, menyoroti peluang bagi penjual untuk memperlihatkan ulasan yang lebih mendalam, relevan, dan autentik dengan menggunakan teknologi AI.
“Melihat peran AI yang semakin krusial, sebagian besar pembeli (83 persen) rela membayar lebih untuk merasakan peran AI ketika belanja online. Hal ini dapat dikaitkan dengan manfaat penggunaan AI yang dirasakan pelanggan, dengan hampir separuh responden (49 persen) menyatakan bahwa AI memudahkan pencarian produk, meningkatkan layanan pelanggan, dan meningkatkan kenyamanan belanja online,” tutur James.
Adapun laporan atau riset tersebut berasal dari penelitian yang bekerja sama dengan Kantar di enam negara Asia Tenggara, yakni Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina, dengan responden lebih dari 6.000 pengguna e-commerce berusia 18 hingga 60 tahun pada September 2024.
“Peluncuran laporan perdana kami menandakan momen penting untuk memahami peran AI yang membentuk masa depan e-commerce. Seiring dengan evolusi teknologi, ekspektasi konsumen pun ikut berevolusi,” kata James.