RAKYATSULBAR.COM – Gunung Fuji, yang terletak di antara prefektur Yamanashi dan Shizuoka, Jepang, dikenal sebagai salah satu Warisan Dunia UNESCO dan merupakan tujuan wisata populer bagi banyak turis internasional. Namun, pada akhir Oktober 2024, Gunung Fuji mencatat rekor yang tidak biasa karena puncaknya belum diselimuti salju.
Kondisi ini terjadi di tengah musim dingin yang biasanya sudah mulai berlangsung, dan menunjukkan dampak serius dari perubahan iklim global. Dilangsir dari laoporan CNN Travel, Gunung Fuji, yang biasanya sudah memiliki lapisan salju pertama pada awal Oktober, hingga kini belum terlihat salju sama sekali. Ini menandai rekor baru dalam sejarah pencatatan yang telah berlangsung selama 130 tahun.
Biasanya, lapisan salju pertama di puncak gunung setinggi 3.776 meter ini menjadi pertanda datangnya musim dingin. Namun, sampai saat ini, Kantor Meteorologi Lokal Kofu di Jepang belum melaporkan adanya salju di puncaknya.
Menurut penjelasan dari Shinichi Yanagi, seorang petugas meteorologi, tinggi suhu sejak musim panas hingga musim gugur menjadi penyebab utama tidak turunnya salju, yang juga didukung oleh curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata. Yutaka Katsuta, seorang ahli cuaca di Kantor Meteorologi Kofu, menambahkan bahwa kondisi cuaca hangat di Jepang menghambat masuknya udara dingin yang diperlukan untuk pembentukan salju di puncak Gunung Fuji.
Perubahan iklim diindikasikan sebagai salah satu faktor penyebab meningkatnya suhu di Jepang. Badan Meteorologi Jepang melaporkan bahwa musim panas tahun ini menjadi yang terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1898, dengan suhu rata-rata musim panas tercatat 1,76 derajat Celsius lebih tinggi dari biasanya. Lebih dari 74 kota di Jepang juga mengalami suhu 30 derajat Celsius atau lebih tinggi pada bulan Oktober, menurut penelitian dari kelompok nirlaba Climate Central.
Fenomena ini menyoroti dampak perubahan iklim yang semakin nyata dan menjadi perhatian bagi banyak pihak, termasuk pengelola pariwisata dan masyarakat umum.