RAKYATSULBAR.COM – Di era digital saat ini, fenomena memiliki “akun kedua” di media sosial semakin marak, terutama di kalangan generasi muda. Banyak pengguna tidak hanya puas dengan satu akun, tetapi juga menciptakan akun tambahan untuk memberikan ruang pribadi yang lebih bebas. Berbeda dengan akun utama yang cenderung lebih resmi dan terbuka untuk publik, akun kedua sering kali berfungsi sebagai tempat untuk berbagi hal-hal yang lebih intim, jujur, dan ditujukan untuk lingkaran teman dekat saja.
Alasan Pengguna Membuat Second Account di Medsos
Ada beberapa alasan yang mendasari kecenderungan ini. Salah satunya adalah keinginan untuk memisahkan kehidupan pribadi dan profesional. Banyak orang merasa penting untuk menjaga identitas yang berbeda di dunia maya, terutama dalam konteks pekerjaan atau bisnis. Dengan memiliki akun terpisah, pengguna dapat mengelola konten sesuai dengan audiens yang berbeda, misalnya, akun profesional untuk rekan kerja dan akun pribadi untuk keluarga atau teman. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri dengan lebih fleksibel dan menjaga privasi di antara berbagai kelompok sosial.
Selain itu, individu yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan mereka, seperti menjadi seorang profesional sekaligus kreator konten, juga cenderung memilih untuk membuka akun tambahan. Dengan cara ini, mereka dapat mengelola semua aspek kehidupan mereka di media sosial tanpa mencampuradukkan konten yang mungkin tidak relevan untuk audiens tertentu. Penelitian yang dilakukan oleh Alyaa Alostad dan rekan-rekannya menyoroti pentingnya aplikasi yang dapat membantu pengguna mengatur berbagai akun ini dengan mudah, sehingga mereka dapat mengatasi tantangan dalam mengelola identitas yang beragam secara efisien.
Konsep yang lebih luas dari penggunaan akun ganda juga diungkapkan dalam buku yang ditulis oleh Sarah Bouraga, yang menjelaskan bagaimana banyak pengguna merasa perlu memiliki dua “wajah” berbeda di dunia digital. Akun profesional biasanya digunakan untuk berbagi konten terkait pekerjaan dan membangun jaringan, sementara akun pribadi lebih diarahkan untuk berbagi momen sehari-hari dengan orang-orang terdekat. Dengan demikian, pengguna dapat lebih baik mengendalikan konten yang mereka bagikan, menyesuaikannya dengan siapa yang menjadi target mereka.
Dengan semakin banyaknya pengguna yang memanfaatkan akun kedua di media sosial, jelas bahwa tren ini tidak hanya sekadar pilihan, tetapi juga mencerminkan kebutuhan untuk mengelola identitas yang kompleks dalam dunia yang terus terhubung ini.