RAKYATSULBAR.COM – Perusahaan induk TikTok, Bytedance, memecat anak magang yang bekerja di kantor pusat Bytedance di China. Keputusan ini juga dikonfirmasi langsung oleh perusahaan.
Menurut keterangan ByteDance, pemecatan itu dilakukan karena anak magang terkait, mencoba menyabotase program pelatihan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dengan sengaja.
“Seorang pekerja magang di tim teknologi periklanan melakukan pelanggaran disiplin yang serius, dan yang bersangkutan sudah diberhentikan,” demikian keterangan ByteDance lewat platform berita sosial miliknya, Toutiao.
Lebih lanjut ByteDance berkata bahwa karyawan itu mengganggu praktik pelatihan model AI dari proyek penelitian tim teknologi periklanan. Walaupun demikian, pelanggaran itu tidak memengaruhi proyek divisi lainnya termasuk model bahasa besar (large language model/LLM) milik induk TikTok.
ByteDance sendiri sudah memecat karyawan magangnya itu pada Agustus 2024 lalu. Perusahaan ini juga sudah melaporkan karyawan terkait ke sekolah asalnya. Konon pelanggaran pekerja magang itu telah memengaruhi 8.000 GPU hingga menimbulkan kerugian puluhan juta dollar AS.
Rumor ini mencuat setelah kabar tentang pelanggaran pekerja magang ByteDance beredar di media sosial China. Namun, ByteDance membantah rumor tersebut dan menyebutnya sebagai laporan yang berlebihan.
“Yang bersangkutan bekerja di tim teknologi periklanan dan tidak pernah terlibat dengan Lab AI,” ujar pihak ByteDance.
Belakangan ini, ByteDance memang memakai fitur AI untuk aneka produknya, termasuk TikTok, chatbot Doubao yang menjadi chatbot terpopuler di China dan produk lainnya. Di TikTok, ByteDance juga mengerahkan AI di background untuk algoritma yang menampilkan konten sesuai minat pengguna.
Konten yang disesuaikan di sini, ditampilkan pada tab “For You” di aplikasi TikTok, dihimpun dari PCMag, Selasa (22/10/2024).
Tidak hanya itu, TikTok belum lama ini juga merilis Smart+ yang memungkinkan pengguna melakukan pembelian iklan dengan dibantu AI.
Iklan Kampanye Berbasis AI
TikTok Smart+ adalah alat pembelian iklan berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dirilis awal Oktober 2024 ini. Solusi TikTok Smart+ menjanjikan pengelolaan kampanye iklan yang mudah, sehingga pengiklan dapat lebih leluasa membelanjakan anggaran iklan perusahaan di TikTok.
Disebut mudah karena Smart+ akan membuat semua hal terkait iklan, dikerjakan secara otomatis sepenuhnya. Mulai dari pengembangan iklan kreatif, penargetan hingga optimasi, sehingga proses pembelian iklan jadi lebih praktis.
“Dengan teknologi AI pada Kampanye Smart+, Anda cukup membuat satu kampanye untuk semua tujuan kinerja. TikTok akan mengotomatiskan prosesnya di seluruh penargetan, pengoptimalan, dan materi iklan,” demikian keterangan TikTok dikutip dari halaman TikTok Business Help Center, Rabu (9/10/2024).
Dalam praktiknya, pengiklan hanya perlu memasukan aset, anggaran dan sasaran penargetan yang diinginkan. Lalu Smart+ akan membuat dan memilih materi iklan terbaik dengan memanfaatkan layanan TikTok Symphony, memilih audiens yang tepat hingga menayangkan iklan di audiens pada waktu yang tepat.
Meski bisa dibilang sepenuhnya dijalankan AI, pengiklan tetap bisa memiliki peran, termasuk dalam hal pengambilan keputusan. Misalnya, pengiklan hanya memakai AI di Smart+ untuk membuat dan mengoptimalkan iklan, tetapi terkait pengelolaan kampanyenya diatur secara mandiri tanpa bantuan AI.
Pengiklan juga bisa saja memilih menyerahkan semua proses di atas agar dijalankan oleh AI.