Tantangan Terbesar : Penerapan Kurikulum Merdeka dalam Satuan Pendidikan

  • Bagikan
Sumber Unsplash/Product School

RAKYATSULBAR.COM – Penerapan Kurikulum Merdeka tentu tidak selalu berjalan mulus. Diambil dari buku Pembelajaran Berdiferensiasi (Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka), Idam Ragil (2024:65), berikut adalah jawaban untuk soal apa yang akan menjadi tantangan terbesar dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan.

1. Fasilitas Sekolah

Sarana dan prasarana atau fasilitas sekolah menjadi penunjang berjalannya Kurikulum Merdeka. Namun, kenyataannya sarana dan prasarana yang dimiliki setiap sekolah masih belum merata.

Contohnya antara lain keterbatasan laptop dan gawai, akses internet, ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, serta minimnya buku pelajaran atau sumber belajar lainnya.

2. Sumber Daya Manusia

Kondisi kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) memberikan dampak pada kinerja guru dalam melakukan tugasnya. Tantangan di bidang SDM dalam penerapan Kurikulum Merdeka, yaitu:

  1. Guru belum terlatih menerapkan pembelajaran sesuai paradigma baru.
  2. Guru merasa rumit dalam mengurus administrasi pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka.
  3. Guru mengalami kesulitan dalam menyusun e-raport.
  4. Rendahnya soft skill dan tingkat pemahaman guru terhadap tuntutan perubahan zaman, membuat guru sulit beradaptasi dengan perubahan.
  5. Heterogenitas siswa di dalam kelas, sehingga kesulitan dalam memahami kebutuhan peserta didik.
  6. Kurangnya referensi model pembelajaran berdiferensiasi.
  7. Keterbatasan pemahaman materi pelajaran yang menyebabkan guru kesulitan menghubungkan pengetahuan lain yang relevan dan mengakomodasi pertanyaan pembuka.

3. Kondisi

Kondisi siswa, lingkungan sekolah, dan keluarga dapat menjadi tantangan besar dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Pemikiran serta dukungan dari lingkungan dan keluarga dapat membantu siswa dalam memenuhi tuntutan pembelajaran Kurikulum Merdeka.

4. Pemerintah

Dalam penerapan kebijakan Kurikulum Merdeka, masih ditemukan ketidaksinkronan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Contohnya waktu pelaksanaan penilaian semester yang tidak serempak.

Pemberian pelatihan dan sosialisasi untuk guru tentang konsep penerapan Kurikulum Merdeka juga masih belum merata di daerah. Hal ini membuat bekal wawasan dan pengetahuan guru dalam penerapan Kurikulum Merdeka menjadi belum matang.


  • Bagikan