Menurut data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi gangguan kecemasan, termasuk panic attack, terus meningkat, terutama di kalangan remaja dan pekerja yang berada di bawah tekanan tinggi. Survei terbaru juga menunjukkan bahwa banyak orang yang tidak tahu bagaimana menangani panic attack atau kapan sebaiknya mencari bantuan profesional.
Psikolog menyarankan agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan mental mereka. Salah satu langkah penting adalah mengenali gejala panic attack, seperti rasa takut yang tiba-tiba tanpa alasan, nyeri dada, pusing, serta sensasi tercekik. Jika serangan terjadi, cobalah untuk bernapas dalam-dalam, mencari tempat yang tenang, dan berfokus pada kenyataan bahwa serangan itu tidak berbahaya meskipun terasa menakutkan.
Pemerintah bersama organisasi kesehatan juga gencar melakukan kampanye untuk meningkatkan literasi kesehatan mental di masyarakat. Beberapa pusat kesehatan telah menyediakan layanan konseling gratis dan terapi untuk mereka yang sering mengalami panic attack.
“Mengetahui kapan Anda membutuhkan bantuan profesional adalah kunci untuk mengatasi panic attack dengan efektif. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater jika gejala ini mulai mengganggu kehidupan Anda,” kata Dr. Andi.
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kondisi ini diharapkan dapat mengurangi stigma serta memberikan dukungan lebih baik bagi mereka yang membutuhkan. Dalam banyak kasus, terapi kognitif-behavioral (cognitive-behavioral therapy atau CBT) dan latihan pernapasan telah terbukti efektif untuk mengelola panic attack dan kecemasan berlebihan.