RAKYATSULBAR.COM – Kasus serangan panik atau panic attack semakin sering dilaporkan di tengah masyarakat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Serangan ini ditandai dengan rasa takut atau cemas yang datang tiba-tiba dan intens, disertai gejala fisik seperti detak jantung yang cepat, napas pendek, keringat dingin, hingga sensasi seperti akan pingsan atau kehilangan kontrol.
Menurut para ahli, panic attack adalah bentuk respons tubuh terhadap situasi yang dianggap sebagai ancaman meskipun ancaman tersebut sebenarnya tidak nyata. Dr. Andi Kurniawan, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa panic attack sering kali dipicu oleh stres yang berkepanjangan, trauma masa lalu, atau kecemasan berlebihan terhadap situasi tertentu.
“Serangan panik biasanya berlangsung selama 10 hingga 30 menit, tetapi dampaknya bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami panic attack dan sering kali mengira itu adalah serangan jantung atau masalah fisik lainnya,” ujar Dr. Andi.
Belakangan, media sosial dipenuhi dengan kisah pribadi dari berbagai kalangan yang menceritakan pengalaman mereka menghadapi panic attack. Ini telah membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan kondisi ini, meskipun masih ada kesalahpahaman mengenai penyebab dan cara mengatasinya.