RAKYATSULBAR.COM – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengumumkan bahwa saat ini Indonesia telah dijadikan negara tujuan utama basis produksi mobil listrik atau electric vehicle (EV) dunia. Salah satunya, berasal dari China yang kemudian diperkuat masuknya produsen raksasa BYD pada 18 Januari 2024 lalu. Perusahaan bahkan berkomitmen untuk investasi besar-besaran.
Demikian disampaikan Plt Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Putu Juli Ardika, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/10/2024).
“BYD telah merencanakan investasi sebesar Rp 11,7 triliun dengan kapasitas produksi kendaraan listrik mencapai 150 ribu unit per tahun,” kata dia.
“Investasi ini tidak hanya merupakan bukti kepercayaan BYD terhadap potensi pasar Indonesia, tapi juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di kawasan regional dan global,” lanjut Putu.
Putu berharap, masuknya investasi besar ke Indonesia akan memberikan dorongan bagi industri komponen di Indonesia untuk terus berkembang, serta terjadinya transfer teknologi dari pelaku usaha ke industri komponen Indonesia.
“Transfer teknologi ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan industri komponen nasional, sehingga dapat naik kelas dan berdaya saing di Global Value Chain (GVC),” ujar Putu.
Dengan peningkatan kemampuan teknologi, industri komponen Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pemasok domestik, tetapi juga dapat berperan aktif dalam rantai pasok global, khususnya untuk industri kendaraan listrik.
Oleh karena itu, Putu mengajak seluruh pihak, baik dari pemerintah, sektor industri, maupun pemangku kepentingan lainnya, untuk terus bersinergi dalam mendukung pengembangan industri otomotif, khususnya kendaraan listrik di Indonesia, demi mencapai visi bersama menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri otomotif global.
“Kami berharap, adanya kolaborasi ini dapat mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional serta dapat menjembatani industri perakitan untuk menemukan supplier dalam negeri dan menjadikan industri komponen Indonesia masuk dalam rantai pasok global,” ujar Putu.