Yahya Sinwar Pemimpin Hamas yang Diduga Tewas dan Pengaruhnya dalam Serangan Terhadap Israel

  • Bagikan
ilustrasi

RAKYATSULBAR.COM – Militer Israel meyakini bahwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tewas setelah baku tembak dalam operasi militer rutin di Jalur Gaza. Setelah pertempuran usai, pasukan Israel menemukan mayat yang mirip dengan Sinwar dan segera melaporkannya kepada komandan senior. Sejak saat itu, militer dan dinas intelijen Israel berupaya mengonfirmasi identitas mayat tersebut melalui analisis DNA, guna memastikan apakah itu memang Sinwar.

  1. Pemimpin Hamas yang Terjun ke Lapangan Yahya Sinwar, yang pernah dipenjara di Israel, memiliki sejarah panjang dalam melawan Israel. Ia dibebaskan pada tahun 2011 melalui kesepakatan pertukaran tahanan, kemudian memimpin Hamas di Gaza dan bertanggung jawab atas berbagai operasi militer melawan tentara Israel. Di Palestina, Sinwar memiliki simbolisme besar, dan jika tewas, pembunuhannya akan menjadi kerugian besar. Al Jazeera melaporkan bahwa banyak orang Palestina percaya ia bersembunyi di bawah tanah, namun jika terbukti ia terbunuh saat berseragam militer, ini menunjukkan bahwa ia aktif dalam operasi keamanan di lapangan.
  2. Arsitek Utama Serangan 7 Oktober Sinwar merupakan salah satu tokoh utama dalam serangan 7 Oktober di Israel selatan, menjadikannya salah satu target utama dalam serangan balasan Israel di Gaza. Ia juga dikenal karena perannya sebagai kepala biro politik Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas. Sinwar menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara Israel, di mana ia mempelajari taktik musuh dan bahkan belajar bahasa Ibrani.
  3. Diplomat Ulung Sebagai diplomat ulung, Sinwar memainkan peran penting dalam memperkuat sayap militer Hamas dan membangun hubungan dengan pemimpin-pemimpin Arab regional. Lahir pada tahun 1962 di sebuah kamp pengungsi di Gaza selatan, ia berasal dari keluarga yang melarikan diri dari Al-Majdal pada masa al-Nakba.
  4. Musuh Nomor 1 Israel Sinwar dianggap sebagai musuh nomor satu Israel. Ketika Hamas menunjuknya sebagai kepala biro politik, itu mengirimkan pesan pembangkangan langsung kepada pemerintah Israel. Namun, masih belum jelas bagaimana ia mampu mengoordinasikan operasi harian Hamas saat bersembunyi.
  • Bagikan