Mobil dengan transmisi otomatis memiliki cara pengoperasian yang berbeda dibandingkan dengan mobil manual. Konstruksi dari sistem penggeraknya juga tidak sama, terutama pada bagian sistem pendingin atau radiator.
Radiator tidak hanya berfungsi untuk mendinginkan mesin, tetapi juga berperan penting dalam menjaga suhu oli transmisi agar tetap stabil dan mencegah overheating. Oleh karena itu, jika kinerjanya mulai menurun, penggantian harus dilakukan segera.
“Khusus untuk mobil matik, dampak dari kerusakan radiator bisa sampai merusak transmisi, bila mobil manual kan hanya berkaitan dengan mesin,” Iulah yang diucap oleh Pak Hardi kepada media, Kamis (17/10/2024).
Hardi Wibowo, pemilik bengkel Aha Motor Yogyakarta, menjelaskan bahwa radiator memiliki usia pakai dan dapat mengalami kerusakan seiring dengan penggunaan.
“Kenapa, karena kita tidak bisa memprediksi secara tepat kapan tabung oil cooler transmisi yang ada di tabung bawah radiator akan rusak, nah saran saya ini merupakan wujud antisipasi,” katanya.
“Penggantian radiator tentu lebih murah, tapi jika sampai mengoperasikan mobil dengan radiator rusak maka dampak kerusakan bisa lebih parah, bisa ke mesin bahkan transmisi,” lanjutan katanya
Untuk mobil dengan transmisi otomatis, kerusakan pada radiator dapat berdampak pada transmisi itu sendiri, berbeda dengan mobil manual yang hanya berkaitan dengan mesin. Menurut Hardi, radiator perlu diganti setelah mobil menempuh jarak 150.000 Km, terlepas dari ada atau tidaknya kerusakan.
Hardi menekankan pentingnya penggantian radiator sebagai langkah pencegahan, karena tidak ada cara pasti untuk memprediksi kapan tabung oli pendingin pada radiator akan mengalami kerusakan.
Mobil yang telah mencapai jarak 150.000 Km berisiko tinggi mengalami kerusakan pada radiator. Meskipun penggantian radiator adalah langkah yang lebih ekonomis, jika mobil tetap dioperasikan dengan radiator yang rusak, kerusakan yang terjadi bisa jauh lebih serius, bahkan dapat merusak mesin dan transmisi.
Apabila tabung oli pendingin mengalami korosi atau kebocoran, maka oli transmisi bisa tercampur dengan air dari radiator. Hal ini mengakibatkan komponen transmisi menjadi rentan terhadap kerusakan dan keausan.
Dampak terburuk dari situasi ini bisa menyebabkan transmisi dan gardan pada mobil FWD mengalami kerusakan parah, akibat mekanisme internal yang patah dan menabrak dinding luar. Hal ini juga mengakibatkan oli transmisi cepat habis dan mobil tidak dapat beroperasi.
“Dampak terburuknya bisa sampai bikin transmisi dan gardan jebol (untuk mobil FWD), karena mekanikal dalamnya patah dan akhirnya membentur dinding luarnya, oli akan transmisi akan cepat sekali habis dan mobil tak mau jalan,” ucap Hardi.
Selain itu, volume air pada radiator juga dapat berkurang karena mengalir ke ruang oli dalam transmisi, sehingga meningkatkan risiko mesin mengalami overheating.
Dengan mempertimbangkan potensi kerusakan yang bisa terjadi dan biaya perbaikannya yang mahal, sangat penting untuk mengganti radiator yang telah mencapai masa pakainya guna mencegah masalah yang lebih besar.