POLMAN, RAKYATSULBAR.COM – Pasangan Bebas Manggazali – Siti Rahmawati (Bebas-Siti) resmi mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (29/8/24).
Pasangaqn Bebas-Siti dikawal oleh ribuan pendukung mengiringi pendaftaran pasangan yang paling populer di masyarakat Polman ini.
Dari barisan ibu-ibu dan perempuan, pegiat otomotif, aktivis pemuda, nelayan, petani hingga laskar sipil berkumpul memberikan dukungan kepada pasangan dengan tagline “Membangun Desa Menata Kota”.
Hal itu, Juru Bicara Koalisi Pasangan Bebas-Siti, Ahmad Junaedi, mengatakan pihaknya sangat optimis dapat memenangkan Pilkada Polewali Mandar.
Menurut Ahmad, antusiasme dukungan dari masyarakat menunjukkan harapan yang begitu besar kepada pasangan ini.
“Di jalan-jalan, kami mendengarkan seruan dukungan BESTI. Semua orang menunjukkan harapan bahwa pasangan Bebas-Siti ini harus menang. Optimisme dan kebahagiaan mana lagi yang tidak kami syukuri. Insya Allah, kita optimis menang,” kata Ahmad Junaedi kepada awak media di kantor KPUD Polman, Kamis (29/8/24).
Apalagi, bagi Ahmad, duet pasangan Bebas-Siti, ini memang saling melengkapi satu sama lain. Pengalaman birokrasi yang dimiliki Bebas, akan lebih efektif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Polman, jika diiringi sentuhan entrepreneurship Siti Rahmawati.
Sementara dari sisi pendekatan kesejahteraan berbasis gender, Siti, akan melengkapi paradigma pengelolaan APBD untuk berfokus pada perbaikan nasib ibu-ibu, kesehatan perempuan dan perlindungan anak.
“Semua orang memahami hanya pasangan Bebas-Siti, yang saling melengkapi: Yang satu birokrat, yang lainnya entrepreneur. Kandidat laki-laki ahli pertanian, sementara yang perempuan fokus pada industri kreatif dan pengembangan pariwisata. Hanya pasangan ini yang tegas menawarkan perbaikan angka kekurangan gizi (stunting), perlindungan anak dan peningkatan akses kesehatan-pekerjaan bagi kaum perempuan,” ujarnya.
Menurut Ahmad, optimisme kemenangan juga dilatari dukungan partai politik yang banyak dan anggota legislatif terpilih kepada pasangan Bebas-Siti.
Sebab, jika menggunakan hitung-hitungan kasar, di atas kertas, semestinya pasangan ini sudah mampu mengumpulkan dukungan suara hampir 100 ribu suara.
Pasangan ini, menurutnya, tinggal menguatkan kerja kerja politik di basis-basis suara partai sambal melakukan ekspansi suara pada kantong kantong suara petani, kaum perempuan dan masyarakat perkotaan.
“Sudah ada Gerindra, PAN, PDIP, PPP dan Hanura dalam barisan koalisi ini. Jika menghitung hasil perolehan suara seluruh partai di Pileg Polman, angka hampir menembus 100 ribu pemilih. Kita hanya perlu berjuang menguatkan kerja politik menjaga suara dan melakukan ekspansi suara ke segmen suara lain,” pungkasnya.
Naik Kuda Pattuddu
Dari lapangan Pancasila, pasangan Bebas Manggazali-Siti Rahmawati mengendarai kuda Pattudu menuju KPUD Polman. Keduanya yang mengenakan baju putih, kompak menaiki delman.
Pengamat politik lokal Fakhruddin menilai aksi menaiki Kuda Pattudu sebagai simbol kearifan yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin Polman. Sebagai kusir, calon bupati dan calon wakil bupati harus mampu memimpin atau mengendalikan kuda secara arif dan bijak.
“Maknanya pasangan calon bupati dan wakil bupati Bebas-Siti harus mampu memimpin warganya dengan kebijakan yang arif. Sehingga dapat membawa Polewali Mandar menjadi kabupaten yang maju,” ucap Fakhruddin.
Kedua, aksi menaiki kuda ini menyiratkan hubungan baik yang harus terjalin antara manusia dengan makhluk hidup dan lingkungannya. Bupati dan wakil bupati Polman, ungkap Fakhruddin, harus memiliki kepedulian pada lingkungan hidup.
Pengamat politik asal Tinambung ini juga menegaskan, bahwa Kuda Pattudu menyimbolkan aspek landasan keislaman dan spiritual yang harus dimiliki oleh pemimpin Polman. Figur bupati dan wakil bupati Polman harus menyandarkan kebijakan yang diambil dalam pemerintahannya selaras dengan nilai-nilai Keislaman.
“Kuda Pattudu ini jika berjalan harus diiiringi rebana (simbol agama). Hal ini memiliki filosofis bahwa seorang Bupati kebijakannya tidak boleh jauh dengan agama Islam. selain itu, syarat bagi orang yang menaiki Kuda Pattudu Menari ini hanya untuk orang-orang yang sudah khatam Al-Quran. Artinya, calon Bupati Polman ini sebelum memimpin ia harus mapan dari segi spiritual keagamaannya,”terangnya.
Pada aspek yang lain, menurut Fakhruddin, pasangan Bebas-Siti, ingin melestarikan kebudayaan daerah yang hampir punah. Tujuannya agar bisa dilestarikan dengan baik dan menjadi identitas Polman. Artinya, pasangan ini akan berkonsentrasi juga terhadap pelestarian budaya lokal agar menjadi destinasi wisata atau kekayaan budaya yang dimiliki Polman. (*)