Ras mengatakan, kondisi pemerintahan di Makassar saat ini adalah fase transisi. Indira sebagai istri Danny Pomanto akan dipersepsi sebagai figur keberlanjutan pemerintahan.
“Sedangkan Munafri Arifuddin konsisten dengan posisi sebagai antitesa pemerintahan. Walaupun ada Andi Seto sebagai figur lain, namun Appi dengan investasi politik panjang lebih menguasai grassroot,” urai Ras.
Berdasarkan hasil survei beberapa lembaga beberapa waktu lalu, Munafri Arifuddin disebut masih memimpin keterpilihan pemilih Kota Makassar jelang perhelatan itu.
“Di lima besar top elektabilitas, Munafri masih memimpin dengan 31,7 persen, Indira Jusuf Ismail 15,6 persen, Andi Seto Asapa 9,5 persen,” kata Direktur Nurani Strategic Consulting, Nurmal Idrus.
“Tingkat elektabilitas masing-masing bakal calon itu menurut Nurmal dipengaruhi oleh tingkat popularitas mereka yang susunannya juga tak jauh beda,” sambung dia.
Eks ketua KPU Makassar ini menyebut, dinamisasi tingkat penerimaan masyarakat Makasar terhadap figur yang dikehendakinya menjadi wali kota, akan terus bergejolak. “Sebab, kami mendapati strong voters masing-masing figur tidaklah ada yang stabil. Selain itu, lebih dari 30 persen pemilih menentukan pilihannya masih mungkin berubah,” beber dia.
Nurmal meyakini bahwa fluktuasi susunan top elektabilitas akan sangat terbuka untuk terjadi ketika para kandidat itu pada akhirnya berpasangan.
“Masing-masing kandidat calon walikota akan sangat dipengaruhi elektoralnya ketika dia memilih pasangan yang tepat, begitu pula sebaliknya,” ucap Nurmal.
Jika dibandingkan survei yang dilakukan Script Survei Indonesia (SSI), dalam simulasi 16 kandidat, Munafri tetap teratas dengan persentase 25,20 persen dan Indira Jusuf Ismail 17,20 persen.
Lembaga survei Archy Research and Strategy yang merilis hasil survei elektabilitas bakal calon wali kota Makassar. Munafri Arifuddin (Appi) meraih elektabilitas tertinggi disusul Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo dan pengusaha Rusdin Abdullah.
Survei Archy dilakukan pada periode 4-14 Juli 2024 dengan mengumpulkan data dari 1.692 responden yang tersebar di 15 kecamatan di Makassar. Metode yang digunakan stratified sampling dengan wawancara langsung atau tatap muka dengan responden.