MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM –Universitas Hasanuddin menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan forum inspiratif bertajuk “CEO Mengajar” yang diselenggarakan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk dengan narasumber utama adalah Direktur Utama BSI (Dr. Hery Gunardi, MBA).
Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 Wita di Ballroom Hotel Unhas, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu (24/7).
Mengawali kegiatan, Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang dan rasa senangnya atas penyelenggaraan kegiatan CEO Mengajar yang diselenggarakan oleh BSI dengan narasumber luar biasa.
Prof JJ mengatakan, Unhas memiliki tagline “Unhasku Bersatu, Unhasku Kuat” yang memiliki makna bahwa Unhas hadir bukan hanya untuk sivitas akademika Unhas, tapi Unhas hadir untuk Indonesia dan dunia.
Prof JJ juga memberikan gambaran tentang capaian Unhas dalam berbagai bidang, salah satunya Unhas menjadi perguruan tinggi dua tahun berturut turut memegang predikat dalam hal praktisi mengajar Indonesia.
Tidak hanya itu, Prof JJ menambahkan saat ini Unhas bercita cita dalam World Class University. Namun, tentu tidak melupakan world class spirit sebagai sebuah semangat untuk mendorong Unhas menjadi perguruan tinggi terbaik Indonesia, memiliki kontribusi untuk pembangunan bangsa.
“Kami memiliki semangat untuk terus menjadi perguruan tinggi terbaik Indonesia, Unhas baru saja memperoleh penghargaan sebagai perguruan tinggi terbaik tiga nasional penerapan IKU oleh Kemendikbudristek. Narasumber yang hadir juga sangat luar biasa, menjadi semangat dan memperkuat spirit mahasiswa kami untuk berkembang,” jelas Prof JJ.
Setelah sambutan, kemudian dilanjutkan dengan paparan materi dari Direktur Utama BSI (Dr. Hery Gunardi, MBA). Secara umum, Hery memberikan gambaran tentang perbankan syariah Indonesia.
Dirinya menuturkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dan salah satu negara dengan pertumbuhan keuangan syariah yang pesat. Populasi muslim terbesar di dunia memberikan peluang pengembangan perbankan syariah yang berkelanjutan.
Hery menambahkan, penduduk muslim di Indonesia memiliki preferensi syariah yang kuat. Sehingga, hal ini menjadi modal untuk pengembangan bank syariah di Indonesia. Namun, inklusi dan literasi atas keuangan syariah di Indonesia masih rendah.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta yang berjumlah kurang lebih 1.200 mahasiswa aktif memberikan pertanyaan dan tanggapan kepada narasumber.(Yad)