Aisyah, menambahkan, dia sebagai orang tua tidak mengantar anaknya masuk sekolah karena anaknya pergi sekolah hanya memakai sandal jepit.
“Saya sebenarnya malu pak, tapi mau diapa lagi karena saya tidak punya uang untuk membelikan sepatu anak saya,” kata Siti Aisyah dengan wajah yang sedih.
Kata Siti Aisyah, baju seragam yang dipakai Muhammad Firdaus merupakan baju yang dicicil kepada penjual baju seragam. Baju seragam nya pun harus dibayar tiap bulan.
“Jangankan untuk beli sepatu pak, untuk beli baju seragam saja saya harus mencicil sama penjual baju,” keluhnya pada wartawan.
Diketahui, orang tua Muhammad Firdaus, sehari harinya hanya berprofesi sebagai penjual sayur keliling kampung dengan menggunakan sepeda.
“Penghasilan sehari-hari hanya berkisaran 100 ribu rupiah, itu kalau semua laku. Tapi kalau sayur atau tempe yang saya bawa tidak laku maka bisa rugi,” bebernya.
Diketahui, Muhammad Firdaus memiliki saudara kandung sebanyak 4 orang, dia merupakan anak yang terakhir. Satu saudaranya saat ini masih sekolah dengan dibiayai pakai beasiswa di Jakarta.
“Kondisi saudara Firdaus saat ini di Jakarta sangat memprihatinkan sehingga terancam putus sekolah,” katanya.
Orang tua Firdaus hanya bisa berharap agar anak bisa terus lanjut sekolah meskipun hanya beralaskan sandal jepit.
“Saya berharap agar pemerintah memberikan beasiswa kepada anak saya yang bungsu ini untuk bisa sekolah seperti anak anak lainnya,”tukasnya. (*)