MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM – Bakal calon Wali Kota Makassar, Andi Seto pasrah akan keadaan untuk ikut konstestasi Pilwali Makassar 2024 yang digelar 27 November mendatang.
Saat ditanya perihal dirinya akan maju di Pilwali Makassar 2024 untuk posisi 01 atau 02 seperti pemberitaan belakangan ini. Mantan Bupati Sinjai itu, enggan memberikan tanggapan kepastian. Ia sontak mengakui jika posisi 03 tiga pun siap.
“Biarkan itu, saya maju untuk posisi 03 saja,” singkat Andi Seto saat dimintai tanggapan, di salah satu kantor, Jl. Sungai Saddang Makassar, Minggu (30/6/24) malam.
Jawaban menantu Nurdin Halid itu tekesan tidak semangat. Mungkina saja, bukan hanya faktor elektora tingkat pengenalan dan keterpilihan yang rendah, tapi faktor lain membuat dirinya pesimis sehingga pasra pada keadaan.
Ia juga enggan memberikan tanggapan saat ditanya penegasan pada posisi 01 atau 02 untuk bertarung nantinya pada perhelatan Pilwalin mulai perdaftaran 22 Agustus bulan depan.
“Jangan mi saya berkomentar lagi, sudah mi nah,” tandas Andi Seto.
Sedangkan, Muh. Awaluddin Mangantarang, selaku Jubir Andi Seto menjelaskan, adapun beberapa lembaga survei yang merilis baik popularitas maupun elektabilitas ASA terendah akan menjadi bahan untuk dilakukan berbagai hal guna menaikkan elektabilitas.
“Ini tentu menjadi masukan kami dan tim, kami pun juga punya survei internal, yang mana hasil survei tersebut menjadi bahan untuk merumuskan langkah-langkah dalam bersosialisasi guna meningkatkan elektabilitas dan popularitas calon walikota kami,” jelasnya.
Lanjut dia, satu hal yang pasti hemat bahwa survei bukan menjadi penentu kepastian menang atau tidak, namun menjadi alat ukur dalam merumuskan kebijakan dan strategi pemenangan.
Ia menyebutkan, jika Survei juga bersifat fluktuatif namun ini kami jadikan bahan masukan, jadi adapun berita yang beredar dengan judul atau narasi berbeda dari konteks.
“Kami pun tidak paham, sumbernya, pertanyaan apa pada saat di tanyakan dan pernyataan mana yang di jawab pada saat di sampaikan atau ditanyakan, dalam penyampaian, yang mana kutipan dan narasi berita harus menganut kaidah jurnalistik yang benar dengan azas utama 5W+1H,” sebutnya.
Sehingga kata dia, setiap kutipan yang menjadi tulisan, tidak bermakna interpretasi ganda, agar rilis yang menjadi berita betul-betul kredibel, dari sumber dan narasumber seutuhnya bukan pelintiran.
“Penggalan atau sepotong-sepotong, sehingga dalam membuat berita betul betul berkualitas sesuai kaidah jurnalistik. Saya pun paham sebagai juga bagian dari insan pers yang pernah menjabat sebagai mantan Sekretaris PW IWO Sulsel,” tambah Awal, sapaannya.
Lanjut Awal menambahkan, Bahwa DPP Partai Gerindra sudah jelas memberikan perintah dan penugasan kepada Andi Seto Asapa untuk maju sebagai 01 di Pilwali Makassar bukan 02 atau menjadi wakil Walikota.
Dan juga Pak Andi Seto sudah pernah menduduki posisi di pemerintahan menjabat sebagai Kepala Daerah dalam hal ini bupati.
“Jadi, majunya Pak Andi Seto dalam perhelatan Pilwali Makassar fiks Walikota, bukan untuk menjadi wakil walikota, pak Andi Seto tidak memiliki opsi untuk posisi 02 (wakil walikota),” tutup Kader Gerindra Jebolan Pusdiklat Hambalang tersebut. (Yad)