MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM — Komisi Pemilihan Umum tetap merancang pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah 2024 digelar pada 27 November 2024 mendatang.
Di Sulsel sendiri, terdapat 24 daerah plus Pilgub. Akan serentak nantinya. Pemilihan Kepala Daerah yang akan diselenggarakan secara serentak di beberapa daerah telah memasuki tahap penjaringan bakal calon untuk mendapatkan tiket menjadi kandidat.
Hanya saja, belakangan ini para tim serta dukungan bakal calon mulai “memanas”. Mulai pengrusakan baliho, saling cibir di media sosial, serta hal lainya berpotensi memecah belah masyarakat.
Menanggapi hal ini, Ketua Laskar Prabowo 08 Sulawesi Selatan, Syarifuddin Daeng Punna (SAdAP) mengajak seluruh masyarakat di Sulsel untuk menyukseskan pilkada dan mengawal damainya demokrasi November mendatang.
“Saya SAdAP selaku tokoh masyarakat mengajak semua pihak, termasuk tim calon bupati, walikota hingga Gubernur, jaga pilkada damai. Tidak mudah terprovokasi menjelang Pilkada serentak 27 November 2024,” ujarnya, Senin (23/6/24) saat ditemui, di Kantornya.
SAdAP menyebutkan, saat ini. Partai politik sudah melakukan seleksi dengan membuka pendaftaran bagi para bakal calon, dengan demikian maka kontestasi pilkada telah dimulai.
“Selain peran parpol, terdapat juga tim sukses, relawan yang dibentuk oleh para bakal calon, hal tersebut kemudian menjadikan situasi politik kian memanas,” tuturnya.
Menanggapi situasi politik saat ini, Syarifuddin Daeng Punna yang juga pendukung Andi Seto Asapa Bakal Calon Walikota Makassar meminta pihak-pihak yang terlibat dalam tim sukses agar tidak saling menyerang personal apalagi sampai memfitnah.
“Perilaku itu sangat bertentangan dengan prinsip kita sebagai orang Bugis Makassar yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal yakni sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi,” ucap pria yang sering disapa SAdAP ini.
Lanjut dia, dinamika politik di Sulsel terlihat mulai memanas, beberapa alat peraga kampanye dirusak, bahkan di sosial media para pendukung saling serang dengan perkataan yang tidak sesuai dengan budaya Bugis Makassar, sudah tidak ada lagi rasa saling menghargai.
Olehnya itu saya mengajak masyarakat agar tidak mudah tergiring dengan isu-isu yang provokatif dan dapat memecah belah kerukunan, serta keharmonisan hidup bermasyarakat.
“Disini saya juga berharap agar para kandidat khususnya yang nantinya ikut dalam kontestasi pilkada Kota Makassar agar melakukan monitoring serta membekali para simpatisan dan relawannya dengan memegang teguh tradisi sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi,” tutup SAdAP. (Yad)