Sulawesi Barat, dengan populasi lebih dari 1,4 juta jiwa dan garis pantai sepanjang 750 km, memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Selain kekayaan hayati, wilayah ini juga memiliki sumber daya mineral dan potensi wisata bawah laut yang signifikan. Provinsi yang dikenal dengan perahu sandeq-nya ini juga memiliki hutan seluas hampir 1,1 juta hektar, yang pemanfaatanya masih sangat terbatas. Data terbaru BPS menunjukkan bahwa 45,88 persen tenaga kerja Sulawesi Barat bekerja di sektor pertanian, yang menyumbang 44,72 persen dari pendapatan regional, terutama dari subsektor perkebunan (20,89 persen). Sektor perikanan dan kelautan baru mencapai 11,78 persen sementara kehutanan jauh lebih kecil hanya 0,36 persen.
Meski pertumbuhan ekonominya relatif tinggi dengan laju rata-rata sekitar 5 persen, Sulawesi Barat masih menghadapi tantangan sosial yang serius. Tingkat kemiskinan yang mencapai 11,49 persen pada 2023, menempatkannya pada peringkat 11 nasional. Masalah kemiskinan tidak pernah hadir sendirian. Isu ini seringkali diiringi oleh masalah lain seperti stunting, rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan tingkat pengangguran. Walaupun saat ini tingkat pengangguran terbuka provinsi ini termasuk lima terendah, dominasi sektor pertanian sebagai penyerap tenaga kerja bisa jadi sebuah indikasi adanya masalah struktural yang perlu diatasi.