Merintis Ekonomi Kerakyatan:Jalan Menuju Pengentasan Kemiskinan dan Daulat Pangan

  • Bagikan
Pertiwi Tanihaha, SST.,MM (Statistisi BPS Provinsi Sulawesi Barat)

Oleh: Pertiwi Tanihaha, SST.,MM (Statistisi BPS Provinsi Sulawesi Barat)

Dalam beberapa minggu terakhir, berita di Sulawesi Barat dipenuhi narasi tentang PJ Gubernur dan jajaran pemerintah provinsi serta kabupaten yang berkolaborasi dalam menanam sukun. Meskipun bukan ide baru bagi sang pejabat, upaya pembudidayaan sukun sebagai solusi meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan merupakan langkah inovatif dalam konteks kebijakan politik. Ini selaras dengan meningkatnya kesadaran global terhadap pengembangan ekonomi berkelanjutan, yang semakin mendesak di tengah tantangan lingkungan dan sosial yang kompleks.

Ekonomi hijau dan biru menekankan pentingnya produksi pendapatan yang berkelanjutan melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, sambil menjaga kelestarian lingkungan. Tujuan akhirnya adalah untuk memastikan bahwa planet ini tetap layak huni bagi generasi mendatang. Meskipun perjalanan ini panjang dan penuh tantangan, pendekatan ini dapat menjadi penangkal terhadap ekonomi eksploitatif yang mendominasi sejarah modern manusia.

Dalam konteks ekonomi hijau, pemanfaatan hutan dan pengolahan tanah menjadi fokus utama, sementara ekonomi biru berhubungan dengan eksplorasi maritim dan pemanfaatan sumber daya air. Sektor pertanian, yang umumnya memerlukan modal relatif kecil dan mudah diakses oleh masyarakat, seringkali menjadi “penyelamat” dari tingginya angka pengangguran. Mereka yang tinggal di dataran tinggi dapat bercocok tanam, sedangkan penduduk pesisir bisa memanfaatkan sumber daya laut tanpa harus berurusan dengan birokrasi yang rumit.

  • Bagikan