Pada Bulan Mei Sulbar Alami Inflasi Tahunan Sebesar 1,25 Persen

  • Bagikan
epala BPS Sulbar Tina Wahyufitri bersama PJ Gubernur Sulbar Bahtiar saat menggelar pres rilis di BPS Sulbar (Foto: Sudirman/Rakyatsulbar.com)

MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kembali merilis hasil perkembangan indeks harga konsumen di Sulbar pada bulan Mei 2024.

Kepala BPS Sulbar Tina Wahyufitri mengatakan, pada bulan Mei 2024, provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) telah mengalami inflasi tahunan sebesar 1,25 persen, dimana ada dua kabupaten yang menjadi IHK dan inflasi Year on Year (y-on-y) tertinggi itu berada di Mamuju sebesar 2,21 persen dan untuk Majene sebesar 0,63 persen.

“Hari ini kita telah merilis hasil perkembangan IHK, dimana Sulbar mengalami inflasi 1,25 persen yang terbagi di dua kabupaten di Sulbar yakni Mamuju dan Majene,”terangnya.

Menurutnya, secara bulanan Sulbar mengalami Deflasi sebesar 0,07 persen yang didorong oleh beberapa komoditas, yakni ada beras sebesar 0,03 persen, tomat, 0,1 persen, Ikan tuna 0,09 persen dan pisang sebesar 0,08 persen.

Tina menambahkan, untuk penurunan harga beras pada bulan Mei itu disebabkan masih banyaknya panen di beberapa sentra produksi beras di Sulbar terutama di daerah Kalukku, Polman.

“Keberhasilan panen ini dikarenakan peningkatan produksi padi pada bulan Mei yang lebih tinggi dibandingkan pada April, hal ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah dalam upaya pengairannya baik dan ketersediaan pupuk,”ujarnya.

Sementara itu, untuk harga tomat mengalami penurunan harga dikarenakan stok di pasar cukup banyak yang masuk ke Sulbar ditambah lagi dengan adanya produk lokal tomat yang sedang panen.

“Kenapa harga tomat menurun, karena banyaknya stok di pasar, ditambah lagi ada tomat lokal di Sulbar yang saat ini lagi panen,”jelasnya.

Untuk harga ikan Tuna mengalami penurunan harga karena stok di pasar pada bulan Mei ini cukup banyak, terutama di kabupaten Majene.

“Harga ikan tuna itu mengalami penurunan dikarenakan stok di pasar banyak terutama di Majene,”ujarnya.

Sedangkan Pisang, telah terjadi penurunan harga dikarenakan penurunan permintaan pasca bulan Suci Ramadan dan Idul Fitri.

“Sebagaimana kita ketahui, permintaan pisang itu meningkat pada Ramadan kemarin , agar permintaan ini terus tinggi, maka perlu digiatkan gemar makan pisang terutama di Sulbar, selain itu permintaan pisang di Kalimantan Timur juga tinggi, sehingga untuk mengimbagi itu dibutuhkan peningkatan produksi sejalan, agar harga pisang dapat stabil pada saat permintaan meningkat,”jelasnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Sulbar Bahtiar menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim TPID Sulbar, dimana pihaknya mampu mengelolah inflasi di daerah Sulbar dengan baik.

“Angka jelas tadi, Year on Year (y-on-y) itu dari dua bulan lalu, angka dari 2,02 persen sekarang menjadi 1,25 persen, itu merupakan pencapaian yang sangat luar biasa, dan kita masuk pada urutan ke 2 di Indonesia atas pencapaian mengatasi inflasi di Sulbar,”ujarnya.

“Yang unik, itu, saya di tempat lain jadi gubernur tidak pernah bicara komoditi pisang, biasanya hanya beras telur, ikan. Nah ini khas Sulbar nih. Berarti secara statistik pisang memang bagian dari ekonomi Sulbar,”sambungnya. (*)

  • Bagikan