MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM -– Ia adalah pejuang. Sosok yang sangat dekat dengan ulama. Namanya harum di kalangan masyarakat Jeneponto. Ia adalah Abdul Rahman Bin Palakka.
Salah satu tokoh penting pejuang Butta Turatea itu lebih dikenal dengan sapaan Dg. Gallarang. Kini kepergiannya telah genap 34 tahun.
Ia tercatat berpulang pada 23 April 1990 dengan usia kurang lebih 60 tahun.
Begitulah potongan kisah sang ayah tercinta dari Prof. Dr. H Sufirman Rahman, SH, MH, Rektor UMI.
Kisah ini ia kisahkan saat menggelar Haul peringatan berpulangnya sang ayah di kediaman Prof Sufirman Jalan, Makassar, Sabtu (20/4/24).
Pelaksanaan Haul yang diawali dengan khatam Al Qur’an, dzikir dan tahlil ini dihadiri oleh Keluarga Besar Prof Sufirman Rahman dan juga keluarga besar Universitas Muslim Indonesia.
Saat mengisahkan perjalanan hidup sang ayah, Prof Sufirman Rahman, mengatakan bahwa ayahnya telah mengabdikan hidupnya untuk kemanusiaan sejak berumur 17 tahun.
“Sejak berumur 17 tahun almarhum telah mengabdikan dirinya untuk kemanusiaan. Ia terlibat dalam melawan penjajahan belanda bahkan pasca kemerdekaan pada tahun 60, almarhum terlibat dalam pembasmian kelompok pemberontak DI TII di Sulawesi Selatan,” terangnya.
Prof Sufirman Rahman, menceritakan, saat sakit, ia yang mengantar saat ayahnya untuk mandi, bahkan tidur pun ia senantiasa berada di samping almarhum.
“Jelang meninggal orang semua orang mengira almarhum baik baik saja karena saat itu orang berbuka puasa. Saya pulang bertepatan dengan saat KKN. Di rumah, saya yang membopong almarhum saat itu untuk mandi dan lain-lain.
“Beberapa waktu berlalu, saya kemudian kembali ke kota untuk menyelesaikan skripsi saya. Saat itu di asrama mahasiswa, dikabari keluarga bahwa ayahanda tercinta telah berpulang ke rahmatullah . Masih banyak kisah heroik dan religius semasa almarhum hidup,” sambungnya. (*)