MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM –
Mama Saldi terengah-engah membayangkan betapa sulitnya menerobos kerumunan pembeli saat memasuki Pasar Sentral Dayanginna, Kecamatan Tapalang, Mamuju, Selasa (9/4/24).
Ia mengaku sangat kewalahan menembus banyak pengunjung yang ingin mencari kebutuhan mereka masing-masing menjelang hari raya lebaran.
Kepadatan pengunjung Pasar Dayanginna, mulai menggeliat akhir-akhir ini saat bulan puasa, puncaknya Minggu hari itu. Sejumlah pembeli mulai berdatangan sejak pukul 06.00 pagi.
Keramaian di pasar ini menjadi pemandangan saat para penjual dan pembeli saling sibuk menggelar dagangannya. Bongkar barang baru terlihat sangat cepat di pinggiran jalan poros penghubung Tapalang-Mamuju.
Tiap saat, gelombang pembeli meningkat tajam terus berdatangan dari sejumlah arah. Rata-rata pengunjung ingin mencari kebutuhan lebaran seperti pakaian, makanan, kue lebaran, yang tinggal menghitung hari saja.
Seperti yang dialami Mama Saldi, ia rela berhimpitan dengan para pengunjung lainnya saat akan memasuki Pasar. Kerumunan pengunjung membuatnya tidak berlama-lama di dalam Pasar. “Tidak bisaki sampai masuk tidak bisa lewat,” ungkapnya kepada rakyatsulbar.com.
Untuk masuk berbelanja bahan yang ia butuhkan saja harus susah payah dilakukan wanita bertubuh gemuk itu bergelut para pengunjung yang membludak. Ia memutuskan berbelanja bahan campuran yang dibutuhkan diluar kompleks pasar. Agar tidak terjebak keramaian.
Ditempat lain sebelum memasuki pasar, sejumlah pengendara lalu lalang harus mulai memikirkan laju kendaraan saat melewati jalan ini. Kendaraan roda empat baik dari arah Selatan maupun Utara lebih sabar menginjak pedal dan kopling lebih dalam.
Begitu juga dengan pengendara motor. Sejumlah sisi jalan sekitar kompleks Pasar dipenuhi motor pengunjung. Seakan berlomba hingga menambah panjang area parkir motor kepinggir jalan poros utama.
“Sebagian orang lewat lorong karena macet sekali,” kata seorang pengunjung yang biasa disapa Papa Lia ini.
Sebelumnya ia datang bersama dengan istri. Memarkirkan kendaraannya tidak dipinggir jalan, namun mencari rumah warga yang berada tak jauh dari kompleks pasar. “Ramai sekali hingga bagian bawah sana. Motorku saya bawa kerumah warga,” katanya.
Hingga meningginya matahari kepadatan pengunjung pasar terus berlanjut. Aktivitas pasar jelang lebaran memang begitu berbeda dari pada hari biasa, hampir sebagian besar pengunjung meramaikan tempat ini lebih lama.
Namun menjelang waktu tengah hari hujan mendadak datang secara tiba-tiba, pengunjung seolah-olah mulai mereda dan berangsur pulang, padahal pada tahun sebelumnya pengunjung masih terus berbelanja hingga pukul dua siang.
(Ayub Kalapadang)