MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM – Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar Hambaliie memastikan dua petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia setelah menjalankan serangkaian tugas Pemilu 2024.
Menurut Hambaliie, keduanya masing-masing bernama Dahlia merupakan anggota KPPP yang bertugas di TPS Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini dan anggota KPPS yang bertugas TPS 46 Kelurahan Bangkala Kecamatan Manggala bernama William.
“Kalau Dahlia keluhannya ada asam lambung, Itu informasi yang kami dapat dari keluarga. Beliau ini sudah bertugas jauh hari sebelum hari H, bahkan sempat membagikan undangan kepada pemilih,” kata Hambaliie,” Kamis (15/2/24).
Dia mengatakan, Dahlia dan William tidak lagi bertugas di hari pencoblosan karena kondisi kesehatannya yang drop. Selain yang meninggal dua, informasi yang didapatkan oleh Hambaliie ada juga satu petugas KPPS yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Pelamonia. Ada juga anggota KPPS menjalani rawat jalan, meski sempat mendapat penanganan medis di rumah sakit.
Petugas KPPS yang dilarikan ke rumah sakit bernama Annisa, 18 tahun. Dia bertugas di TPS 046 di Kompleks Perumahan Tanjung Aliyah, RW 103, Kelurahan Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate.
Ketua KPPS TPS 046, Nojeng Daeng Tuppu mengatakan, Annisa bertugas di bagian tinta. Saat penghitungan suara masih berlangsung pada sekitar pukul 19.30 wita, Annisa tiba-tiba ambruk dan tak sadarkan diri.
Saat Annisa pingsan, disebutkan masih ada dua kotak suara penghitungan yakni surat suara DPRD Provinsi dan DPRD Kota. Namun, kata Nojeng, diduga Annisa saat itu sudah kelelahan karena proses pemungutan dan penghitungan suara berlanjut hingga tengah malam.
“Kelelahan kayaknya (sehingga tak sadarkan diri) karena sampai tengah malam penghitungan,” ujar dia.
Takut terjadi sesuatu, Anggota KPPS lainnya langsung menghubungi orang tua Annisa. Kemudian, Annisa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
“Tadi sudah dipanggil orang tuanya datang ke sini. Tapi ada kabar ini terakhir, dia diantar ke rumah sakit,” ungkapnya.
Selain petugas KPPS, beberapa Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) juga tumbang. Komisioner Bawaslu Sulsel, Syamsuar Saleh mengatakan ada beberapa PTPS yang sakit di Parepare, Palopo, Pinrang, dan Barru. “Semuanya kelelahan,” ujar Saleh.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar menyampaikan berdasarkan data per 15 Februari 2024, sebanyak 2.384 orang mendapatkan penanganan dari petugas kesehatan saat hari pemilihan dan penghitungan suara.
Dia mengatakan, menjelaskan dari angka tersebut terbagi menjadi delapan kategori, yaitu 98 orang dari pihak Bawaslu, 963 orang KPPS, 144 orang Linmas, 754 orang pemilih, 64 orang petugas, 31 orang PPK, 185 petugas PPS, dan 145 orang saksi. Jumlah itu tersebar di 24 kabupaten dan kota di Sulsel.
Ishaq melanjutkan, 59 orang di antaranya dilarikan ke IGD, 55 orang harus mendapatkan perawatan inap, 2.270 orang menjalani rawat jalan.
“Berdasarkan jenis kelamin itu laki-laki sebanyak 880 orang dan 1.493 orang perempuan,” imbuh dia.
Ishaq mengatakan, berdasarkan rentan usia, 1-10 tahun sebanyak tujuh orang, rentan usia 11-20 tahun sebanyak 163 orang, rentan usia 21-30 tahun sebanyak 648 orang, rentan usia 31-40 tahun 610 orang.
Lalu, untuk rentan usia 41-50 tahun sebanyak 462 orang, rentan usia 51-60 tahun sebanyak 106 orang, rentan usia 71-80 tahun sebanyak 35 orang dan 81-100 tahun sebanyak 15 orang.
Ishaq menyampaikan lima kabupaten dengan penanganan kesehatan terbanyak selama pemilu itu adalah Kabupaten Gowa sebanyak 450 orang, Bulukumba sebanyak 283 orang, Luwu Timur dan Maros masing-masing 261 orang dan Kepulauan Selayar 201 orang.
“Ada beberapa penyebabnya, sakit kepala, asam lambung, dan beberapa lainnya,” imbuh dia.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar menyiagakan sekitar 1.400 tenaga kesehatan (nakes) di Kota Makassar untuk mengantisipasi adanya anggota KPPS yang mengalami kelelahan ataupun masalah kesehatan lainnya selama pelaksanaan Pemilu Serentak 2024, pada tanggal 14 Februari 2024.
Ida mengungkapkan sebanyak 47 puskesmas yang ada di Kota Makassar disiagakan.
“Karena personilnya itu terdiri dari dokter, perawat dan bidan sekitar 1.400 personel yang saya turunkan nanti,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin.
Dia menuturkan seluruh puskesmas akan bertanggung jawab untuk menangani masalah kesehatan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) sekitarnya.
“TPS di Kota Makassar ada 4.004, tidak mungkin dinkes turunkan nakes sebanyak itu karena tidak cukup. Jadi nanti kondisinya adalah semua puskesmas yang ada di wilayahnya bertanggung jawab dengan TPS sekitar,” ujar Nursaidah.
Tak hanya nakes, Nursaidah mengaku Dinkes juga menyiagakan mobil ambulans jika dibutuhkan penanganan yang lebih intensif untuk di larikan ke rumah sakit (RS). Yang mana, kata dia, masing-masing puskesmas menyiagakan dua unit mobil ambulance.
“Ada 47 puskesmas yang tetap buka. Nanti semua kepala puskesmas sesuai dengan hasil rapat akan mengkoordinir di wilayahnya masing masing bekerja sama dengan camat,” imbuh Ida.
(Rakyatsulsel)