Kemenag Sulbar Respon Kasus Pencabulan Santriwati di Salah Satu Ponpes di Mamuju

  • Bagikan
Kepala Bidang Pendidikan Agama dan pendidikan keagamaan Isma (Papkis) Syamsul (Foto:Sudirman/Rakyatsulbar.com)

MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemang) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melalui Kepala Bidang Pendidikan Agama dan pendidikan keagamaan Isma (Papkis) Syamsul menanggapi soal kasus pencabulan lima orang Santriwati di Mamuju, Sulbar.

Syamsul menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengecekan lokasi Ponpes tersebut, dan hasil pengecekan dibenarkan bahwa telah terjadi pencabulan lima orang santriwati Pesantren.

“Tadi siang kami bersama dengan tim langsung menuju ke ponpes tersebut untuk melihat kondisi ponpes tersebut, dan memastikan kejadian tersebut,”ungkap Syamsul, saat di temui sejumlah Wartawan di ruang kerjanya, Senin (12/2/24).

Syamsul menyampaikan, hasil pengecatan yang dilakukan oleh Kemenag Sulbar, pihaknya telah menemukan bahwa oknum guru atau ustadz tersebut, benar tinggal bersama istrinya di wilayah asrama Putri pada Pesantren tersebut.

“Betul oknum guru atau ustadz ini sudah lama tinggal di Asrama Putri bersama dengan istrinya, “katanya.

Syamsul mengakui, kejadian kali ini bukanlah pertama kali terjadi, namun ini yang beberapa kali terjadi Sulbar, dan pihaknya prihatin atas kejadian tersebut.

“Kami sadar bahwa kejadian ini sudah sering kali terjadi di Sulbar, dan saya yakini kejadian ini tidak akan terjadi lagi di Sulbar, dan kami sangat prihatin atas kejadian ini dan kami akan terus melakukan pemantauan di setiap Ponpes yang ada di Sulbar,”jelasnya.

Sekedar diketahui, Kemenag Sulbar telah mencatat total Ponpes yang ada di Sulbar yakni ada sekitar 108 Ponpes yang tersebar di di enam Kabupaten di Sulbar, dan paling terbanyak di Kabupaten Polman sekira 60 persen.

Diketahui, tersangka tersebut berinisial Jm (32) merupakan oknum guru atau Ustadz di pondok pesantren (Ponpes) yang tak lain adalah kepala Madrasah tersebut. (Sdr)

  • Bagikan