MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM- Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Sulawesi Selatan bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) Sulsel memberdayakan ibu-ibu tuna rungu.
Mengusung kegiatan bertajuk “Pelatihan Keterampilan Menghias Toples Bersama Ibu-ibu Disabilitas dan Tuna Rungu”, kegiatan ini digelar di Cafe Mella Jalan Sunu Sabtu (3/2/24) lalu.
Hadir dalam kegiatan yang berlangsung sejak pukul 15.00 hingga 17.30 WIT ini Ketua IWAPI Sulsel Hj Ainun Jariah bersama Ketua DPD GERKATIN Hj Ramlah.
Kegiatan ini mengundang antusias besar Ibu-ibu disabilitas dan tuna rungu, apalagi kegiatan ini diselenggarakan secara gratis.
Ainun Jariah menjelaskan, kegiatan yang bekerja sama dengan GERKATIN ini sengaja digelar untuk menambah wawasan penyandang disabilitas dan tuna rungu. Menurutnya ini perlu dilakukan agar skill seperti ini bisa menjadi mata pencaharian bagi mereka.
“Kegiatan ini untuk menambah skill ibu-ibu disabilitas dan tuna rungu, sehingga dengan adanya kemampuan baru diharapkan mereka bisa berdaya dan mandiri secara finansial. Harapan kami kegiatan seperti ini selalu terlaksana untuk membantu masyarakat khususnya yang mengalami keterbatasan,” pungkasnya. (*)
MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM- Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Sulawesi Selatan bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) Sulsel memberdayakan ibu-ibu tuna rungu.
Mengusung kegiatan bertajuk “Pelatihan Keterampilan Menghias Toples Bersama Ibu-ibu Disabilitas dan Tuna Rungu”, kegiatan ini digelar di Cafe Mella Jalan Sunu Sabtu (3/2/24) lalu.
Hadir dalam kegiatan yang berlangsung sejak pukul 15.00 hingga 17.30 WIT ini Ketua IWAPI Sulsel Hj Ainun Jariah bersama Ketua DPD GERKATIN Hj Ramlah.
Kegiatan ini mengundang antusias besar Ibu-ibu disabilitas dan tuna rungu, apalagi kegiatan ini diselenggarakan secara gratis.
Ainun Jariah menjelaskan, kegiatan yang bekerja sama dengan GERKATIN ini sengaja digelar untuk menambah wawasan penyandang disabilitas dan tuna rungu. Menurutnya ini perlu dilakukan agar skill seperti ini bisa menjadi mata pencaharian bagi mereka.
“Kegiatan ini untuk menambah skill ibu-ibu disabilitas dan tuna rungu, sehingga dengan adanya kemampuan baru diharapkan mereka bisa berdaya dan mandiri secara finansial. Harapan kami kegiatan seperti ini selalu terlaksana untuk membantu masyarakat khususnya yang mengalami keterbatasan,” pungkasnya. (*)