MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM – Gema Difabel Sulawesi Barat (Sulbar) melaksanakan rapat koordinasi bersama penyelenggara Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) beserta jajarannya hingga tingkat desa, Pemantau Pemilu Orang Dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) dan Penyandang Disabilitas (PD) di Warkop Ngalo baru- baru ini.
Kordinasi ini dilaksanakan untuk melihat dan saling bertukar data kesiapan dalam memfasilitasi disabilitas pada pelaksanaan Pemilu 2024 pada 14 Februari di masing-masing TPS.
Komisioner KPU Sulbar Budiman Imran mengatakan, sangat mengapresiasi atas inisiasi yang dilakukan Yayasan Gema Difabel Sulbar
“Hasil diskusi kita ini akan ditindaklanjuti kepada penyelenggara dari berbagai tingkatan. Baik itu di KPU Kabupaten, PPK, PPS sampai KPPS,”terangnya.
Salah satunya, adalah mengenai akses nanti pembuatan TPS yang diharapkan supaya ramah difabel. Seperti mulai dari pintunya itu diberikan jarak 90 cm agar roda disabilitas bisa masuk, lokasinya bisa dijangkau, kemudian mejanya jangan terlalu tinggi.
“Tadi juga disampaikan pernah lama menunggu. Jadi kita akan prioritaskan ketika ada teman-teman dari disabilitas melakukan antrian untuk kita berikan dahulu,” ungkapnya.
Hasil, koordinasi ini sangat perlu agar data yang disampaikan bisa disinkronkan data yang dimiliki KPU.
“Jadi kita berharap tidak ada lagi teman-teman disabilitas merasa tidak bisa menyalurkan hak pilihnya, karena semua warga negara berhak menyalurkan hak pilihnya,” harapnya.
Sedangkan, Ketua KPU Mamuju Indo Upe menyampaikan apresiasi apa yang dilakukan Gema Difabel Sulbar. Semoga koordinasi ini terus dilakukan agar hak pilih disabilitas bisa disalurkan.
“Kita sangat apresiasi apa dilakukan ini. Kalau saya melihatnya bahwa memang untuk senantiasa koordinasi terkait penyaluran hak pilih teman-teman disabilitas,” ucapnya.
Sehingga, data-data yang dikumpulkan Gema Difabel Sulbar bisa disinkronkan dengan data yang dimiliki KPU Mamuju.
“Jadi kalau ada belum terakomodir bisa langsung dilaporkan ke PPS bahkan ke kantor KPU Mamuju langsung. Jadi by name by address disampaikan agar bisa masuk data potensial dan bisa diselesaikan. Kita juga akan sampaikan agar pembuatan TPS bisa ramah disabilitas,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Gema Difabel Sulbar Syafaruddin Syam menyampaikan kegiatan ini merupakan bagian dari program yang diinisiasi oleh INKLUSI, atas kerjasama Indonesia-Australia, kemudian mitra dari program ini pusat rehabilitas YAKKUM, dan GEMA difabel sebagai sub mitra atau yang menjalankan programnya.
“Tujuan dari program ini adalah memastikan penyandang ragam disabilitas dapat mendapatkan hak-haknya, baik itu hak kesehatan, kewirausahaan, termasuk hak kepemiluan nantinya. Jadi kami melakukan kegiatan koordinasi dengan KPU, dan beberapa stakeholder lainnya,” pungkasnya.
Ia berharap melalui koordinasi ini dapat menjalin komunikasi yang baik dan memastikan teman-teman pemilih dari para penyandang disabilitas, hak-haknya juga dapat terpenuhi, baik yang disabilitas fisik maupun mental.
“Kita juga berharap teman-teman di TPS nantinya dapat memberikan pelayanan yang baik bagi mereka. Koordinasi hari ini, berdasarkan temuan di lapangan, masih banyak teman-teman disabilitas yang belum masuk dalam daftar pemilih tetap atau DPT khusus disabilitas,” paparnya.
“Tentu harapannya komunikasi ini lebih diintensifkan lagi dan pihak penyelenggara dapat memastikan bahwa persoalan isu akses ini tidak hanya soal disabilitas saja tetapi lebih universal, seperti ibu hamil, lansia, dan seterusnya. Jadi harapannya, kedepan hak teman-teman disabilitas dapat terpenuhi baik sebagai pemilih, kontestan, ataupun sebagai penyelenggara. dapat terpenuhi baik sebagai pemilih, kontestan, ataupun sebagai penyelenggara,” sambungnya. (*)