UMI Kembali Kukuhkan Tiga Guru Besar Perkuat SDM

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM- Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali mengukuhkan sebanyak 3 guru besar dari berbagai disiplin ilmu pada awal tahun 2024.

Sehingga semakin memperkuat Sunberdaya Manusia (SDM) dan kajian keilmuan perguruan tinggi tersebut guna menghadapi tantangan global.

Sidang Terbuka Senat terbuka luar biasa, dalam rangka pengukuhan Guru Besar, dipimpin oleh Rektor UMI Makassar, Prof. Dr. Sufirman Rahman SH, MH, pada Kamis, 11 Januari 2024 di gedung Auditorium Al-Jibra UMI.

Adapun tiga dosen yang dikukuhkan sebagai Guru besar yaitu. Prof. Dr. Aryati, SE, M.Si. (Profesor Fakultas Ekonomi dan Bisnis), berdasarkan SK Menristekdikti Nomor 67923/M/07/2023 tentang kenaikan jabatan akademik Dosen.

Kemudian Prof. Dr. Ir. Lamatinulu, ST, MT, IPM, ASEAN, Eng. (Profesor Fakuktas Teknik Industri), SK Menristekdikti Nomor 67926/M/07/2023). Serta Prof. Dr. Ramlawati, SE, MM. (Profesor Fakultas Ekonomi dan Bisnis), dikukuhkan berdasarkan SK Menristekdikti Nomor 67927/M/07/2023.

Rektor UMI, Prof. Sufirman Rahman proses pengukuhan guru besar sebagai salah satu pilar yang ada di bawah naungan yayasan wakaf UMI.

Profesor di UMI itu dapat mencatat 10% dari jumlah dosen yang ada. Itu berarti bahwa ke depan nanti jumlah Profesor UMI di tahun kedepan nanti adalah 88 orang.

Ia optimis untuk mencapai target ini pada tahun 2024. Kamu yakin dan optimis untuk mencapai target ini dengan seluruh kerjasama dan sinergitas dengan Pengurus Yayasan wakaf UMI.

“Tahun 2024 total guru besar 88 orang.
Kendala capaian guber yaitu tulisan berlevel internasional,” ujarnya.

Untuk mewujudkan target ini, pihaknya kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di Jepang, Universitas Malaysia dan Singapura. Apalagi saat ini UMI dan Universitas di Asean termasuk Malaysi kerja sama riset teknologi.

Ia menegaskan bahwa, saat ini UMI terus maju memperlihatkan jati dirinya di era persaingan global. Kendati demikian, UMI tidak meninggalkan ciri ke-UMI annya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang islami.

“Apalagi kan UMI akreditasi unggul 5 Desember hingga 2028. UMI juga memiliki guru besar terbanyak di LLDikti Sultabatara,” tuturnya.

Ditambahkan, gelar guru besar bukan berarti aktifitas belajar berhenti. Namun, terus tingkatkan inovasi dan pemikiran untuk memberikan sumbangsih kepada UMI dan masyarakat.

“Gelar Prof juga terus cerminkan keahlian dan kemampuan dan idealisme dalam membangun ummat dan bangsa,” tukasnya.

Sedangkan, Ketua Dewan Guru Besar UMI, Prof. Mansyur Ramly mengatakan bagi seorang profer di UMI walaupun karakternya tidak berbeda.

“Gelar Profesor harus memiliki yang namanya human intelektuality, seperti yang dikatakan orang tua dulu adalah di atas langit masih ada langit lagi,” katanya.

Karena itu para guru besar UMI semestinya secara mandiri dan swadaya itu bisa mengembangkan kajian-kajiannya secara mandiri sehingga ilmu intelektualnya selalu berkembang.

Selalulah melakukan pemukhtahiran pengetahuan kita. Apalagi era sekarang ini semua serba cepat perubahannya.

“Para Profesor di UMI harus selalu share ilmu pengetahuan mereka kepada siapapun terutama orang-orang disekitar mereka,” demikian saran dia.

Pada kesempatan ini, Prof. Dr. Aryati, SE, M.Si. menyampaikan pidato bertajuk “Memaknai ekonomi perubahan dan lingkungan teknologi dalam era ketidakpastian”.

Ia menuturkan, beberapa point penting yang terangkum dalam kondisi yang memungkinkan untuk dipersiapkan, dimana kondisi ekonomi perubahan dan lingkungan teknologi saat ini.

“Fokus pada lingkungan sebagai modal dasar, bahwa menjaga alam agar terus bisa bertahan dan terlaksana kegiatan operasional serta produksi,” ujarnya.

Lanjut dia, dengan menjaga lingkungan, pembangunan yang berkelanjutan bisa tetap disiapkan serta jalankan sesuai dengan harapan masa depan, kelestarian alam menjadi focus yang tak bisa ditawar lagi.

Fokus sosial dan budaya, bahwa kehidupan sosial dan budaya yang miliki nilai pembeda dan menjadi modal yang mampu dimanfaatkan lebih baik lagi sebagai sebuah potensi yang mahal dan mendorong kemajuan ekonomi kedaerahan serta ekonomi.

“Fokus pada manusia, bahwa kemampuan individu untuk sanggup berinisiatif dan berkreasi melakukan inovasi serta hal baru dengan semangat kewiraswastaan (entrepreneurship),” demikian disampaikan Aryati.

Sedangkan, Prof. Dr. Ir. Lamatinulu memaparkan pidato singkat berjudul “Strategi perbaikan kerja perspektif pelanggan industri pengelohan Kakao skala UKM dengan pendekatan interpretive structural modeling”.

Dia mengatakan, berdasarkan hasil analisis pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat 14 rumusan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja pada perspektif pelanggan industry pengolahan kakao skala UKM.

“Rumusan strategi yang telah ditetapkan dikembangkan menyadi 8 level penataan strategi peningkatan kinerja industri pengolahan kakao skala UKM,” katanya.

Kelompok strategi tersebut diklasifikasikan ke dalam tiga kategori strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja, yaitu kelompok elemen strategi 14 yang bergantung pada penghalang, kelompok elemen strategi lingkungan, dan kelompok elemen strategi independen.

“Strategi penghalang dependen terdiri atas strategi yang berkaitan dengan kelayakan penerapan segmentasi pasar, penerapan sistem komunikasi pemasaran yang tepat berdasarkan penerapan teknologi informasi, membangun hubungan baik dengan pelanggan, dan penerapan sistem pengiriman produk yang tepat,” jelasnya.(*)

  • Bagikan