RAKYATSULBAR.COM — Duta Besar RI Kairo, Lutfi Rauf didampingi Atase Perdagangan KBRI Kairo, M. Syahran Bhakti S melakukan kunjungan ke kawasan pertambangan fosfat, Misr Phosphate di Abu Tartour, New Valley Mesir.
Dalam kunjungan bertemu Presiden Direktur Misr Phosphate Company, Eng. Mohamed Abdel Azim didampingi para direksi Misr Phosphate.
Duta Besar RI dalam kesempatan pertemuan menyampaikan adanya peningkatan impor fosfat dari Mesir ke Indonesia, pada 2022 impor Indonesia mencapai US$ 28,44 juta atau senilai (Rp. 441 miliar, kurs 1 US$= Rp. 15,511), mengalami peningkatan sebesar 43,46% bila dibandingkan perolehan pada Januari – September 2023 mencapai US$ 40,8 juta (senilai Rp. 632 miliar, kurs 1 US$= Rp. 15,511).
Duta Besar RI mengharapkan dengan adanya peningkatan volume perdagangan fosfat Mesir ke Indonesia ini membuka lebih banyak peluang masuknya pelaku usaha baru Indonesia menjajaki peluang kerjasama di bidang pertanian dan perkebunan Indonesia-Mesir.
Presiden Direktur Misr Phosphate, Mohamed Abdel Azim memaparkan, Kementerian Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Mesir saat ini telah memperluas penelitian dan eksplorasi bijih fosfat melalui penerapan rencana pengerjaan eksplorasi di wilayah konsesi fosfat Mesir seluas 450 kilometer persegi di Provinsi New Valley, Aswan, dan Provinsi Red Sea.
Mohamed Abdel-Azim menyatakan dengan adanya proyek pengembangan ini, memberi ruang dan memompa lebih banyak investasi guna mengintensifkan kegiatan penelitian dan eksplorasi sumber daya alam dan mempercepat pengembangan penemuan lahan baru.
Dijelaskannya, wilayah konsesi Misr Phosphate seluas 450 kilometer persegi, 250 kilometer persegi di dataran tinggi Abu Tartour di Kota Kharga, New Valley, yang merupakan wilayah terluas di mana perusahaan Misr Phosphate melakukan kegiatan eksplorasi dan ekstraksi, selain itu terdapat 75 kilometer persegi wilayah tambang fosfat di Sebaia, Aswan dan 50 kilometer persegi di Laut Merah; dan seluas 75 kilometer persegi dikelola oleh Misr Phosphate setelah adanya kesepakatan dengan Otoritas Sumber Daya Mineral Mesir (Egyptian Mineral Resouerces/EMRA) di kawasan Laut Merah.
Mohamed Abdel Azim menambahkan, pada 2022 Misr Phosphate berhasil mencatatkan penjualan sebesar 3,1 juta ton bijih fosfat, dengan pendapatan mencapai US$98 juta.
Indonesia mengimpor sebanyak US$ 28,4 juta pada 2022 atau sebesar 35% dari ekspor fosfat Mesir dan pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 60% dari total ekspor Mesir ke Dunia. (*)