MAMUJU,RAKYATSULBAR.COM – Engkau curahkan kasih sayangmu dalam benakku…
Engkau tuangkan ilmu dalam pikiranku…
Engkau siramkan didikan moral dalam sanubariku…
Engkau tumpahkan cinta kasihmu dalam kalbuku…
Dan engkaulah yang memberi asa dalam kehidupanku…
Walau terkadang engkau rasakan pedih…perih…oleh goresan luka dari tingkah dan sikap kami anak-anakmu…
Ini adalah sepenggal bait puisi karya Sabri Wahab yang sukses memberikan rasa haru para peserta upacara memperingati hari guru di Pelataran SMPN 1 Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulbar, Sabtu (25/11/2023).
Puisi dengan tema guru itu dibacakan langsung Lani Nurkhayrani dengan suara khasnya yang kini duduk di kelas VII dan tak lain merupakan putri dari pencipta puisi itu. Perayaan hari guru tahun ini menjadi spesial saat guru berseragam PGRI ikut ambil bagian menjadi pelaksana upacara.
Abd. Syakur menjadi salah satu guru yang sukses menjadi pemimpin upacara. Baginya ini adalah pengalamanya bertugas. Meski masih belum sempurna, namun rasa pede sangat dibutuhkan jika tampil didepan peserta yang dihadiri siswa dan rekan guru.
“Bisa (tampil), karena saya liat dari anak-anak juga,” kata Syakur kepada Rakyatsulbar.com.
Suasana pagi saat awal upacara masih mendung. Sangat bersahabat bagi peserta yang menginginkan cuaca yang tidak terlalu terik. Selain itu kondisi pelataran sekolahpun masih tergenang air akibat hujan semalaman. Hal itu tidak mengurangi semangat para guru melaksanakan upacara.
Kepala Sekolah SMPN 1 Tapalang mengingatkan pentingnya mengenang perjuangan guru pada masa lalu. Guru dalam bertugas tidak mengenal lelah dalam mendidik maupun memberikan perhatian kepada peserta didiknya.
Kala itu, kata Musram untuk menjadi seorang guru butuh keseriusan menghadapi tantangan dengan berjalan kaki sejauh puluhan kilo meter. Mereka tak mengenal susah senang meski dengan berjalan seadanya. Setelah menjadi guru, gaji yang mereka terima belum cukup memenuhi kebutuhan hidupnya, sampai harus mencoba mencari pekerjaan sampingan.
“Untuk jadi guru butuh pengorbanan, kalau dulu jalan kaki, sambil membawa beras, dan sagu,” kata Musram bercerita.
Menjadi guru adalah pekerjaan mulia, maju mundurnya bangsa tak lepas peran seorang guru. Begitu juga setiap Ilmu yang dimiliki adalah hasil dari guru. “Mari kita berikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Guru yang pernah mengajar wajib untuk kita hormati,” begitu kata Musram.
(Ayub Kalapadang/A)